Hello again, Lombok! |
Berburu tiket promo adalah hari-hari biasa yang sering aku lakukan dahulu kala sebelum pandemi melanda. Semua terhenti ketika Covid datang dan bepergian pun begitu jadi amat susah. Belum lagi syarat perjalanan harus rapid antigen, PCR, Vaksin, E-hac dan lainnya.
Tepatnya Maret 2021 lalu aku mendapatkan info, Air Asia promo 700 ribu rupiah termasuk akomodasi pesawat PP dan hotel bintang lima untuk tiga hari dua malam. Wah, langsung kalap saat itu. Sat set sat set langsung booking. Apalagi pilihan destinasinya adalah wisata super prioritas salah satunya Mandalika, Lombok. Kayaknya ke depan Air Asia juga akan buka promo-promo lainnya untuk wisata super prioritas ini seperti Danau Toba dan Labuan Bajo yang masuk list. Apalagi kalau pandemi sudah makin mereda dan geliat pariwisata harus dibangkitkan kembali. So, sering-sering aja ya cek-cek promonya.
Dibalik promo tentu saja ada dilema-dilema yang melanda. Salah satunya adalah keberangkatan yang sering di resechedule. Harus sabar banget sih ini. Effort juga bolak-balik reschedule karena penerbangan dibatalkan oleh Air Asia. Hampir hopeless, bakalan jadi berangkat atau enggak. Bukan Wilda Hikmalia namanya kalau tidak berjuang sampai titik darah penghabisan. Hehe. Tiap kali dibatalkan oleh Air Asia aku langsung menghubungi CS AA via aplikasi. Harus bersabar menunggu, harus konfirmasi ulang lagi, isi data lagi, cek-cek tanggal lagi. Karena kalau refund, baliknya bukan dalam bentuk uang tapi credit point. Sayang, kan?
Finally, dengan reschedule yang sudah kesekian kalinya, di Desember 2021 bisa terbang juga dengan Air Asia menuju Lombok. Untung masih dapat penerbangan pagi, di jam tujuh. Bisa terlebih dahululah explore sejalur menuju Gili Trawangan. Yes, tujuanku ke Lombok khusus menuju Gili Trawangan.
Matahari terbenam menyambut di Gili Trawangan |
Ada Arien, Mutia, dan Rere yang ikut dalam perjalanan kala itu. Ini adalah kali pertama mereka ke Lombok. Kalau aku, sudah yang ketiga kalinya, alhamdulillah. Katanya kan kurang afdol kalau ke Lombok belum ke Gili Trawangan. Jadinya aku ambil promo hotel di Gili Trawangan. Sudahlah, sirkuit Mandalika nanti saja kapan-kapan, pikirku.
“Jadi juga nih berangkat?” candaan Arien saat beberapa hari mau berangkat.
“Jadi, ceu. Gak dapat email lagi nih gue dari Air Asia. Berarti let’s go kita Kemon. Hiling, hiling,” jawabku antusias.
“Ah, naik pesawat juga,” tambah Mutia yang sangat excited. Karena ini adalah kali pertamanya naik pesawat, tentu saja dia yang paling tidak sabar menunggu trip berjalan.
Thank you, Air Asia. Akhirnya liburan dan terbang juga |
Apa saja yang bisa di explore tiga hari dua malam selama di Lombok? Ini dia itinerary simpelnya.
Hari Pertama:
Sampai di Lombok International Airport jemputan sudah menunggu. Yes, aku memutuskan untuk sewa mobil menuju Pelabuhan Bangsal, Pelabuhan untuk menyeberang ke Gili Trawangan. Selain sewa mobil sebenarnya bisa sih sewa motor juga atau menggunakan jasa taksi ataupun taksi online seperti Grab atau Gocar. Karena trip berempat, jadi cukup hematlah untuk sharing cost sewa mobil.
Sewa mobil yang aku pakai adalah jasa @bale.laut dengan Bang Candra. Orangnya ramah, harganya affordable dan selain sewa mobil mereka juga ada pilihan trip paket lengkap untuk Lombok. Bisa cek Instagramnya dan kontak langsung beliau untuk tanya-tanya, ya.
PURA BATU BOLONG
Sebelum menuju Bangsal ada beberapa spot yang bisa dikunjungi terlebih dahulu. Nah enaknya sewa mobil, bisa minta stop sebentar di beberapa destinasi searah. Spot satu ini sayang banget kalau dilewatkan. Puranya terletak persis di pinggir laut. Viewnya tentu saja lautan lepas. Kalau sedang tidak ada yang ibadah, bisa naik ke atas ke area utama pura. Di sini indah sekali panoramanya. Hamparan lautan lepas, pantai, dan langit yang biru serta sepoi-sepoi angin membuat hati tenang dan tentram menikmatinya. Dan tetap diingat, ya. Karena ini tempat ibadah, tetap berlaku sopan, sewajarnya dan menghormati. Bersyukur banget, waktu aku dan teman-teman ke sini sedang tidak ada pengunjung yang lain bahkan yang sedang ibadah juga tidak ada. Jadi, puas banget explore sekitar dan foto-foto bebas.
Pura Batu Bolong |
BUKIT MALIMBU
Wah ini juga jangan sampai terlewatkan, deh. Lokasinya sama-sama di pinggir jalan raya. Tinggal menepikan kendaraan sedikit dan nikmati deh keindahan Lombok dari ketinggian. Bahkan dari sini bisa terlihat loh pulau Gili Trawangan. Waktu ke sini matahari lagi terik-teriknya. Meski begitu puas banget dengan keindahan bukit ini. Dulu tahun 2012 pas pertama kali ke Lombok, Malimbu ini juga menjadi spot favoritku. Liukan pohon-pohon kepala di pinggir pantai di bawah sana terlihat sangat cantik sekali dari atas bukit ini. Katanya sih baiknya ke sini waktu menjelang sunset. Next time deh semoga bisa balik lagi ke Lombok dan bisa menyaksikan matahari terbenam di Bukit Malimbu. Amin.
Menikmati laut dari atas Bukit Malimbu |
PELABUHAN BANGSAL
Dulu dominasi penumpang di Pelabuhan ini adalah bule-bule dengan ransel besar di punggung mereka. Tapi karena lagi pandemi, tentu saja kunjungan turis menurun drastis. Yang ada hanya masyarakat lokal yang pergi pulang menuju Gili Trawangan. Tiket penyeberangan ke Gili Trawangan bisa dibeli langsung di area Pelabuhan. Harganya 15k sekali menyeberang. Untuk menyeberang pun tak perlu menunggu lama dan durasi menyeberang paling hanya sekitar 30 menit menggunakan public boat.
Pelabuhan Bangsal yang tenang kala itu |
GILI TRAWANGAN
Sampai di Gili Trawangan aku dan teman-teman menyewa sepeda. Pilihan sewa sepeda ini adalah yang paling tepat menurutku. Kita bisa eksplorasi sekitar dengan gowes santai. Bisa sesekali berhenti di beberapa spot yang dianggap menarik. Aku sewa sepeda di @jono. Saat di Bangsal ketemu sama Mas Jono dan dia menawarkan jasa sewa sepeda. Orangnya juga baik banget. Dianter sampai ke penginapan bahkan ditemani juga untuk keliling GT.
Welcome to Gili Trawangan |
JAMBULUWUK
“Selamat siang, Mas,” sapaku manis pada staf Jambuluwuk yang sudah menunggu kedatangan kami.
“Selamat siang. Selamat datang,” balasnya ramah sambil mempersilakan kami untuk menikmati welcome drink di depan meja resepsionis.
Sebelum check-in di Jambuluwuk aku terlebih dulu sudah intens komunikasi by WA. Karena pakai promo aku khawatir bookingan tidak terdata. Jadilah aku beberapa kali memastikan ke Jambuluwuk apalagi tiap kali reschedule. Tapi syukurlah stafnya ramah-ramah dan akhirnya jadi juga nginap di sini.
Jambuluwuk Oceano Resort Gili Trawangan, menurutku lokasinya memang agak cukup jauh dari dermaga kedatangan. Posisinya terletak di belakang pulau. Kalau tidak tahu jalan pintas, juga lumayan gowes sampai ke belakang, hampir mengitari setengah pulau. Tapi jangan khawatir, kalau tidak mau lelah gowes sepeda, bisa naik cidomo (delman). Ingat, hanya ada dua kendaraan ini saja ya yang bisa beroperasi di Gili Trawangan, sepeda dan cidomo.
Setelah ngobrol sama staf Jambuluwuk, ternyata hari itu hanya ada kami tamu yang sedang menginap di sana. Antara senang dan sedih, sih. Senang karena merasa kami adalah pemilik resort. Bayangkan dengan area hotel yang sangat luas, tamunya hanya ada empat orang dengan dua kamar. Sedihnya, betapa pandemi hampir menutup mati lahan penghidupan dari banyak orang termasuk sektor pariwisata dan perhotelan tentunya.
“Syukurnya mungkin masih bisa subsidi dari Jambuluwuk yang lain, Mbak. Jambuluwuk ada beberapa di Indonesia,” terang seorang staf ketika aku tanyai kunjungan tamu yang turun drastis di Jambuluwuk GT namun Alhamdulillah masih tetap beroperasi. Alhamdulillah walau hanya ada satu dua tamu, mereka tetap melayani dengan maksimal. Best lah, Jambuluwuk.
Santai di Jambuluwuk |
Areanya yang luas, sangat cocok banget buat ngajak keluarga liburan di GT dan menginap di sini. Pemandangan depan hotelnya langsung pantai dan laut lepas. Ada area leyeh-leyehnya juga di pinggir pantai. Resto juga menghadap ke laut lepas. Pilihan penginapannya juga bervariatif. Model kamar hotel ataupun resort. Kolam renang juga ada dua pilihan. Satu persis depan area hotel dekat laut atau di bagian belakang dekat area resort. Karena nggak ada tamu lainnya, jadi puas banget deh eksplor Jambuluwuk kala itu. Dan recommended deh buat nginep di sini kalau emang lagi pengen banget menikmati Gili Trawangan. Apalagi sore-sore menikmati matahari terbenam dari area belakang sini, wah sungguh amazing banget.
Hari Kedua:
Hari kedua sepenuhnya benar-benar memuaskan diri untuk explore Gili Trawangan. Keliling pulau dengan sepeda. Foto sana-sini. Main-main di dermaga. Eksplore Jambuluwuk. Seru buat chill sih kalau memang hanya ingin santai-santai di Gili Trawangan. Tanpa ada agenda snorkling. Pagi-pagi tinggal lari ke pantai, main pasir pantai, basah-basah. Dilanjut berenang di hotel, beres-beres dan keliling pulau.
WARUNG SASAK
Wah, ini semacam takdir, sih. Beruntung banget bisa makan siang di warung ini. Waktu mau makan siang ketemu lagi sama Mas Jono. Dia inisiatif ngajak kami makan ke sini.
“Gak mahal kan, mas?” aku memastikan sambil berbisik pelan. Maklum walau bagaimanapun agak takut kalau tiba-tiba diajak makan ke resto mahal. Hehe. Namun ternyata, rekomendasinya Mas Jono, juara.
Semua menunya enak parah. Cita rasanya benar-benar pas. Rasa rumahan masakan asli sasak. Wajib banget sih makan di sini kalau sedang di Gili Trawangan. Lokasinya emang agak sulit dicari karena nggak terletak persis di pinggir jalan. Tapi kayaknya tinggal tanya orang aja, Warung Sasak, nanti bakal diarahkan. Nagih banget makan di sini. Tempatnya adem dan juara rasa masakannya.
Wajah-wajah bahagia abis makan enak di Warung Sasak |
Hari Ketiga:
Awalnya jadwal Air Asia balik ke Jakarta di jam 8 malam. Bersyukur banget. Karena tentu masih bisa jalan-jalan lagi eksplor Lombok. Misal Desa Sade, Tanjung Aan dan lainnya yang searah.Namun sayang, lagi dan lagi jadwal di reschedule oleh maskapai. Rute Lombok-Jakarta adanya di jam 10 pagi. Baiklah, karena ini tiket promo 700rb all in tiket pesawat PP dan hotel, jadi yasudahlah ikut saja jadwal yang ada. Hari kedua sorenya nyebrang lagi ke Mataram, berhenti sejenak beli oleh-oleh dan malamnya kulineran sate khas Lombok, yaitu Sate Rembiga.
Alhamdulillah semua berjalan lancar. Penerbangan juga lancar, bahkan pesawat penuh. Sepertinya ini adalah penerbangan perdana AA ke Lombok setelah masa pandemi. Cukup senang melihat antusias penumpang yang ramai lagi. Bahkan sepertinya banyak juga yang memulai liburan setelah sekian lama di rumah. Yeey…pandemi segeralah usai!
Pesta Sate Rembiga khas Lombok. Maknyuus… |