Berbicara tentang Bali, mungkin tidak akan pernah habisnya mengulik destinasi wisata kelas dunia ini. Ada saja tempat-tempat hits baru yang muncul dan akhirnya viral kemudian ramai dikunjungi oleh wisatawan baik domestik, maupun internasional.
“Saya dulunya merantau, Mbak. Di Denpasar. Ngapain di kampung. Gak ada apa-apa. Air aja sulit,” ucap Bli Wayan sambil terus lihai memainkan setir mobilnya di jalanan sempit yang dilalui. Yups, Nusa Penida salah satunya. Belakangan Nusa Penida sedang naik daun di kancah wisata Bali. Pulau yang dulunya gersang dan sepi, kini hari demi hari tiada henti didatangi turis terutama turis mancanegara. Tentu saja, Nusa Penida sangat terkenal di kalangan bule. Meski cukup jauh dari pusat kota Denpasar, tapi pulau ini tak pernah sepi lalu-lalang wisatawan terutama turis luar yang berburu ombak laut, matahari terik dan tentu saja ketenangan.
“Jadi sejak kapan Bli ramainya Nusa Penida?” telisikku penasaran.
“Bule Mbak yang dulu ngenalin spot-spot di sini. Maklum ya bule sering explore tempat-tempat anti mainstream. Sejak itu ramailah. Terutama menjelang pandemi. Tapi sekarang sudah ramai lagi setiap hari. Apalagi weekend, penuh, Mbak.”
“Makanya akhirnya mutusin pulang kampung ya, Bli?”
“Kebetulan pas pandemi saya diberhentikan kerja di Denpasar. Pulang kampunglah. Eh, gak tahunya Nusa Penida hits. Ya, jadilah sekarang saya driver merangkap guide.”
“Definisi menghidupkan kampung ya, Bli,”
“Kalau kata orang Dewata, Mbak, dulu Nusa Penida ini daerah terpencil. Benar-benar gak menjamin buat hidup. Tapi sekarang, perlahan Mbak, bisa maju. Usaha resort, penginapan, restoran dan ya paket wisata,” tambahnya sambil terus memperhatikan jalan di depan.
Aku sesekali terdiam dan tak menanggapi percakapan yang berlangsung antara aku dan Bli Wayan. Karena mataku terpukau, betapa eloknya pemandangan yang disuguhkan di depan mata. Tanjakan, jalanan bagus, dan laut lepas di sebelah kanan. Tak mengira, di panas terik begini aku sampai juga di Nusa Penida dan akan mendatangi beberapa objek wisata andalan pulau ini.
Langit biru dan jalanan berliku menuju destinasi Nusa Penida |
Jalanan terus menanjak. Kini pemandangan laut di sebelah kanan beralih hutan. Kanan hutan lebat nan gersang, kiri hutan dengan tebing di bawahnya. Meski mulus, jalanan yang dilalui sangat sempit. Jika saja papasan mobil dari depan, apalagi pas tikungan, jantungku langsung berdegup kencang dan napas tertahan di dada. Untung saja Ya Tuhan, sopir yang membawa mobil ini sudah lihai dan tahu medan. Karena sering terjadi adu spion senggolan di jalanan Nusa Penida yang sempit.
“Kalau ke sini rekomen rental motor apa mobil sih, Bli?” Aku kembali membuka suara.
“Kalau rombongan, mending rental mobil, Mbak. Minimal bisa isi 6 orang. Bisa sharing. Tapi rental mobilnya sudah sama driver, ya. Jarang yang kasih lepas kunci. Risiko. Mbak lihat kan jalurnya kayak gimana?”
“Oh iya. Uji nyali ini mah ya kalau bukan warga lokal dan berani nyetir mobil di sini.”
“Motor aja sering kecelakaan masuk jurang, Mbak. Baru kemarin saya bantuin bule yang jatuh.”
“Waduh.”
“Ya kaget Mbak pas papasan sama mobil. Mana bule-bule itu kadang bisa bawa motornya pas udah di sini aja. Belajar bentar. Gas rem tinggal tangan. Selebihnya modal postur tinggi. Jadi bisa rem dadakan pakai kaki,” celetuk Bli Wayan.
“Haha, benar juga, ya. Menang tinggi mereka. Makanya gak kagok juga bawa motor matic."
“Jadi ke mana Bli destinasi pertama kita?” Tanya Bu Titi yang ada di kursi bagian tengah. Aku bersama empat orang teman lainnya menjadi penumpang di dalam mobil yang dikendarai Bli Wayan.
“Kita ke Angle’s Billabong dulu, di sebelahnya ada Broken Beach.”
“Berapa lama ke situ?”
“45 menitlah.”
“Oke. Mari kita nikmati perjalanan.”
Batu-batu karang Angle’s Billabong |
BROKEN BEACH
Tepat di sebelah Angle’s Billabong hanya dengan berjalan kaki, sampailah di spot yang ke dua, yaitu Broken Beach. Yang unik dari lokasi ini adalah air laut yang melewati sebuah lubang yang terbentuk di antara tebing yang mendekat ke laut. Pengunjung bisa berjalan mengelilingiya dari atas. Sedangkan untuk turun ke bawah harus melalui kapal yang dipakai ketika melakukan kegiatan laut seperti snorkling. Dari atas, pantainya terlihat sangat jernih dan bersih. Pun dipercantik dengan tampilan lubang yang menjadi latar menghadap ke laut.
“Pulang nanti gak usah lewat Angle’s Billabong lagi. Lewat sini aja. Nanti kita ketemu di pinggir jalan raya,” ucap Bli Wayan waktu kami hendak pulang.
“Kenapa, Bli?” tanyaku.
“Kasihan jauh jalan kakinya. Motong lewat sini aja.”
Ah, sungguhlah baik sekali Bli Wayan ini. Sudah sukarela membantu mengabadikan setiap momen foto dan video, eh ditambah pula baik hati mencarikan jalan pintas di siang bolong nan terik. Panas Nusa Penida memang ganas euy. Sangat disarankan berlapis sunblock, topi dan sunglasess, deh.
Ikon Broken Beach Nusa Penida |
Menunggu Bli Wayan di jalur pintas |
KLINGKING BEACH
Ini dia spot paling popular di Nusa Penida. Dari Angle’s Billabong dan Broken Beach, lumayan juga jaraknya menuju Klingking Beach. Tapi sebelum itu, sempatkan dulu buat makan siang. Mengisi stamina dan urusan perut tetap harus jadi nomor satu. Apalagi sepanjang perjalanan di Nusa Penida, yang aku perhatikan tak banyak tampak restoran atau rumah makan, jadi baiknya memang mengikuti saran guide ketika sudah harus jam makan siang mampirlah di tempat yang sudah direkomendasikan.
Selain itu di Nusa Penida, kendala jaringan juga perlu menjadi perhatian. Banyak provider yang tidak support jaringan. Jadi ya harus sabar untuk update perkontenan di sosial media. Sejauh yang aku tahu, Telkomsel cukup okelah untuk jaringan. Sinyal 3G bahkan sesekali 4G cukup kuat di beberapa titik. Lainnya? Hhhm…matot alias mati total.
Pelabuhan Klungkung Nusa Penida dengan latar Gunung Agung |
Yang menarik dari Kelingking beach ini adalah sebuah tebing dengan bukit memanjang yang menjorok ke laut menyerupai jari kelingking. That’s why dinamakan Pantai Kelingking. Menikmati bukit yang berbentuk kelingking tersebut dapat disaksikan dari atas. Dari sisi tebing satunya. Akan tampak latar bukit besar menghiasi pemandangan dan di bawahnya hijau jernih air laut sangatlah menggoda.
Jika punya waktu lebih, bisa turun ke bibir pantai. Ada jalan setapak yang bisa dilewati. Eits, tapi sebelumnya sadari dulu ya kemampuan badan. Karena kemiringan trekknya juga lumayan sekitar 70-80 derajat dengan tumpuan pagar-pagar kayu seadanya. Ngeri gak tuh. Tapi kalau sudah sampai di bawah kayaknya bakalan betah. Sepi banget tentunya. Berasa pantai pribadi.
Karena kunjungan singkat, aku pun tidak bisa turun ke bawah. Tapi nanti kalau ada kesempatan balik lagi, kayaknya aku bakalan coba untuk turun dan menikmati Klingking Beach di bawah sana yang sungguh menggoda dengan pasir pantainya yang putih dan hijau toskanya air laut yang menyilaukan mata.
“Duduk di situ, Mbak. Lihat sini. Nunjuk ke bawah. Dagunya di angkat…dan,” Crek. “1 lagi Mbak, video,” pinta Bli Wayan yang tiada berkesudahan. Hhhmm, best option sih ini sewa mobil. Selain sebagai driver, Bli Wayan sangat totalitas membantu mendokumentasikan. Mulai dari foto-foto ciamik hingga video-video eksotis yang layak masuk feed Instagram.
Klingking Beach yang merupakan ikonik paling terkenal di Nusa Penida |
CRYSTAL BAY
Memang sih sepertinya kurang afdol ya kalau tidak mencoba langsung bermain dengan ombak laut. Dari tiga destinasi sebelumnya memang tak memungkinkan untuk basah-basahan karena rata-rata untuk menuju laut harus turun ke bawah. Nah, demi bisa bermain air laut, spot yang satu ini juga cukup okelah buat dikunjungi sebelum nyebrang kembali ke Pulau Dewata. Yang bisa dinikmati tentu saja bermain ombak laut, basah-basahan ataupun berenang. Kalau turis luar, jangan ditanya. Sudah tentu mereka akan sunbathing di pinggir Crystal Bay.
Dinamakan Crystal Bay, karena pasir pantainya mengeluarkan buih-buih menyerupai crystal. Siang menjelang sore nan terik waktu itu, cukup terlihatlah kilau-kilauan semacam kristal muncul di antara pasir-pasir pantai. Kalau tidak mau basah-basahan. Bolehlah duduk-duduk di kursi-kursi pinggir pantai sambil pesan semangkok mie rebus. Duh, amboi rasanya. Indomie rebus selalu juara sih ke manapun kaki melangkah.
Crystal Bay pilihan bermain air laut di Nusa Penida |
Itu dia empat destinasi yang bisa dikunjungi dalam satu hari di Nusa Penida. Meski begitu, juga lumayan ngos-ngosan dikejar waktu, sih. Gak bisa terlalu lama menikmati dengan santai dan tenang. Kalau mau lebih efektif lagi, pangkas satu destinasi saja. Misal, gak usah ke Crystal Bay. Ingat juga jadwal penyeberangan kapal balik, ya. Jangan sampai ketinggalan.
Opsi untuk penyeberangan bisa dari Kusambe atau Sanur. Bedanya, jika dari Sanur durasi penyebrangan cukup lama tapi sebaliknya jika dari Kusambe hanya sekitar 20 menit saja. Tinggal disesuaikan saja sama waktunya.
Sebaiknya memang pakai jasa sewa mobil saja, rombongan. Nanti akan dibantu juga oleh bapak sopirnya untuk arrage trip yang sesuai. Dari Pelabuhan tinggal dijemput dan pulang di antar lagi. Jadi was-was ketinggalan kapal bisa diantisipasi.
Namun, kalau punya waktu lebih, kayaknya better explore Nusa Penida 2D1N. Biar puas menjelajah setiap pantai-pantai menarik dan ciamik lainnya mulai dari barat hingga timur. Ingat, ini hanya beberapa spot popular di Nusa Penida. Lainnya? Masih banyak lagi hidden gem Nusa Penida yang sayang bangat kalau dilewatkan jika punya banyak waktu. Sekali menyeberang, tuntaskan semua saja, yakan?
Enjoy, Nusa Penida!
Totalitas Bli Wayan, jepretin foto dari atas pohon, serasa punya drone |