Wisata Bandung di Era New Normal Adaptasi Baru
September 07, 2020Sunrise Point Cukul Pangalengan dan Rumah Pengabdi Setan
Villa Jerman Pangalengan |
Cerita sebelumnya di sini
Sunrise Point Cukul Pangalengan
Beranjak dari
Ranca Cangkuang, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan mengelilingi
hamparan kebun teh nan hijau permai menuju ke kebun teh berikutnya yaitu Kebun
Teh Pangalengan. Memang ya Bandung Selatan itu identik dengan bentangan kebun
teh, jadi puas mata memandang pesona ijo royo-royonya.
Tujuan utamanya adalah Sunrise Point
Cukul yang menjadi bagian dari Perkebunan Teh Malabar yang berlokasi di kaki
Gunung Malabar Pengalengan. Ada satu titik spot foto yang viral di kebun teh seluas 2.000 hektar lebih ini yaitu
jalan raya yang liuk melengkung diapik hijau kebun teh kiri kanan, lalu
matahari pagi melenggok indah menjadi background
ciamik di sini. Di ketinggiannya yang mencapai 1.550 mdpl tentu saja kawasan
ini sangat sejuk apalagi ketika pagi menjelang.
Niatnya, di sini saya bersama teman-teman ingin menyaksikan matahari terbit yang fenomenal itu, di bukit Sunrise Point Cukul, di Jl. Cukul, Sukaluyu, Kec. Pangalengan. Tapi niat tinggallah niat. Yang tadinya rencana akan meninggalkan Ranca Cankuang selepas subuh, ngaret sampai matahari hendak tampak di peraduannya. Maklum, dinginnya Ranca Cangkuang makin menjadi ketika dini hari, membuat enggan menyibak selimut di badan. Walau begitu, tak membuat penyesalan berarti. Sampai di sini masih disambut oleh teriknya matahari pagi dengan hamparan hijau kebun teh.
Hijau rimbun dan langit biru kombinasi apik di Sunrise Point Cukul |
Sebenarnya ada
satu spot lagi yang menjadi daya tarik di Sunrise Point Cukul ini yaitu sebuah
danau yang sangat tenang dengan villa berasitektur eropa di pinggirnya. Namun
sayang, villa ini bukan untuk publik. Villa ini terkenal dengan sebutan Villa
Merah Cukul atau Villa Jerman yang dinamai berdasarkan bentuk bangunan rumahnya
yang menyerupai rumah khas perkebunan di Jerman. Selain itu, konon katanya
villa ini mempunyai cerita mistis yang masih melekat dan menjadi cerita
turun-temuran, walau tidak jelas sumbernya dari mana. Meski begitu danau
eksotik di dekatnya berhasil mejadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan
lumayan menjadi spot foto kekinian.
Rumah Ibu Pengabdi Setan
Tempat
ini adalah tujuan dadakan yang tercetus ketika kami sedang berada di
Pangalengan. Melirik jam dan masih punya cukup waktu jadilah Rumah Pengabdi
Setan menjadi tujuan berikutnya. Memang sih, kalau sudah berada di Pangalengan
agak sayang juga kalau lokasi syuting ini dilewatkan. Yap, Rumah Pengabdi Setan
adalah sebuah rumah yang menjadi lokasi syuting film horor Pengabdi Setan karya
sutradara kondang Indonesia Joko Anwar yang tayang tahun 2017. Sebenarnya saya
pribadi bukan pecinta film horor Indonesia, namun ya sudah tidak ada salahnya
mampir ke lokasi syuting film yang mampu menembus 4.2 juta penonton dan
berhasil bertengger di bioskop selama dua bulan. Wow.
Lokasi rumah ini masih masuk jajaran
perkebunan teh Pangalengan bahkan ternyata rumah ini adalah rumah dinas
perkebunan di PTPN VIII milik pemerintah. Rumah dinas ini disulap menjadi kesan
horror yang ikonik demi kebutuhan film. Walau letaknya juga tidak persis di
pinggir jalan raya dan harus melalui jalan setapak, belum lagi nuansa
keheningan yang tercipta tidak membuat Rumah Pengabdi Setan ini sepi
pengunjung, bahkan selalu saja ramai dikunjungi oleh wisatawan termasuk hari
itu ketika saya datang.
Sebelum
masuk ke kawasan rumah pengunjung diminta untuk terlebih dahulu mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir yang sudah disiapkan oleh pengelola. Masuk rumah
pun dianjurkan tidak terlalu ramai di dalam.
Hal yang menarik selain dari sisi luar rumah adalah
bagian dalamnya. Saya hanya sempat mengitari beberapa ruang di lantai 1. Di
Lantai 1 terdapat panjangan foto besar “Ibu” yang menjadi sosok penting dalam
film Pengabdi Setan. Selanjutnya ada beberapa foto-foto film dan ruang-ruang
gelap yang horor dan gelap. Bagi yang penasaran bisa naik ke lantai 2 dan bisa
juga berswafoto di beranda lantai 2.
Tapi saya pribadi cukup puas mengitari sekilas bagian lantai 1. Selain selalu
berusaha menjaga diri dan jarak dengan pengunjung lain, saya tidak begitu
tertarik melihat konsep rumah Ibu ini. Cukup mengabadikan beberapa potret,
setelahnya saya ke luar rumah dan berbaur kembali bersama teman-teman.
Berlatar hamparan kebun teh dan pengunungan Pangalengan |
Jadi
bagaimana kesiapan wisata Bandung menurut pengamatan saya? Ini beberapa
rangkumannya:
1. Ketika sampai di Ranca Cangkuang portalnya belum
langsung dibuka. Semua penumpang di dalam mobil dicek dulu suhu badannya.
Petugasnya pun memakai masker.
2. Jarak tenda di Ranca Cangkuang juga lumayan jauh-jauh
karena areanya luas. Jadi privasi dapat dan jaga jarak juga dapat
3. Di Kebun Teh Pangalengan juga disediakan tempat cuci
tangan begitu juga ketika akan masuk ke kawasan Rumah Ibu Pengabdi Setan
4. Rata-rata semua petugas pakai masker pun pengunjung lainnya di Rumah Pengabdi Setan.
So, Insya Allah semoga semua pelan-pelan ya sektor pariwisata Indonesia
bisa bangkit lagi. Dimulai aja dulu dengan destinasi-destinasi yang dekat,
seperti Bandung ini. Namun, tetap jaga diri, keluarga dan orang-orang tercinta.
Protokol kesehatan di masa adaptasi baru ini tetap harus dipatuhi. Kita masih
berjuang di tengah pandemi ini. Mari sama-sama menjaga hati dan nurani agar tetap
waras dan selalu berpikiran positif. Tetap sehat dan bahagia, ya. []
Stay safe, stay health.
0 Comments