Part
1: Kemah Santuy di Ranca Cangkuang
*Disclaimer
Sebelum membaca artikel ini lebih lanjut tolong dipahami dulu statement berikut agar tidak mengeluarkan ujaran-ujaran yang tidak menyenangkan. Ada dari pembaca mungkin beranggapan situasi kita saat sekarang ini belum aman, sebisa mungkin tetaplah stay home, termasuk bepergian apalagi berwisata. Tapi, izinkan juga saya dengan persepsi saya. Kalau kamu saat sekarang ini masih baik-baik saja, belum sampai pada titik “yang tidak jelas” mau bagaimana, yang masih bisa monoton dengan aktivitasmu selama pandemi ini, bersyukurlah. Terlepas dari itu di luaran sana juga ada yang sudah ingin “lepas” terutama bagi mereka yang suka beraktivitas di luar ruangan.
Artikel ini saya tulis bukan untuk mengajak kamu untuk kembali memulai berwisata. Tapi, kalau memang kamu sudah ingin menyapa kembali alam bebas, mungkin bisa menjadikan beberapa informasi di bawah ini sebagai referensi.
Hamparan bukit kebun teh di area Ranca Cangkuang |
Setelah berbulan-bulan lamanya #dirumahsaja akhirnya Juli lalu saya
memberanikan diri untuk kembali melihat dunia luar. Ya, traveling. Namun, gaya perjalanan kali ini agak berbeda dari
biasaya. Tentu saja itu disebabkan dengan pandemi yang belum juga usai. Walau
Indonesia sudah masuk ke tahap new normal
(adaptasi baru), tapi ternyata gaya wisata pun memengaruhi dari yang
sebelumnya. Semua tentu saja untuk kebaikan semua. Lalu bagaimana saya
menyiasati liburan di masa adaptasi baru ini? Berikut beberapa tips yang saya
terapkan untuk memulai wisata di masa adaptasi baru:
1. Lokasi liburan
Memilih tempat untuk didatangi ketika liburan di masa adaptasi baru ini
sangat menjadi pertimbangan penting. Sebisa mungkin carilah spot yang tidak
banyak dikunjungi orang, outdoor
lebih baik dan ya kalau bisa yang anti mainstream.
Serta usahakan juga lokasinya yang masih memungkinkan untuk physical distancing.
2. Pemilihan waktu
Kalau memang tetap ingin datang ke tempat wisata yang ramai, pilihlah
waktu yang kemungkinan tidak akan banyak dikunjungi orang. Misal, tidak ke sana
ketika weekend atau datang di jam-jam
yang akan sepi pengunjung lain.
3. Gunakan kendaraan pribadi
Meski beberapa layanan transportasi publik sudah menerapkan standar
protokol Covid-19, namun sebaiknya kalau masih memungkinkan gunakanlah
kendaraan pribadi. Bisa disiasati dengan misal menyewa kendaraan roda empat.
4. Teman jalan
Sebisa mungkin batasi dulu untuk jalan-jalan rombongan dalam jumlah yang
besar. Cukup mungkin dengan mengajak keluarga inti saja, atau kerabat-kerabat
dekat. Mau dengan teman-teman? Pilihannya ajaklah teman-teman terdekat dan
pastikan juga mereka semua dalam kondisi keadaan sehat walafiat.
5. Tetap terapkan standar protokol kesehatan
Ketika di dalam mobil, di dalam ruangan tertutup yang sirkulasi udara
sempit, tetaplah kenakan masker. Kecuali kalau jendela mobil di buka dan melaju
di hamparan kebun teh yang hijau dengan udara segar.
6. Peralatan tempur
Tetap bawa perlengkapan dan perbelakan yang dianjur seperti; masker,
handsanitizer, alat ibadah, tisu, peralatan makan sendiri minimal tumbler atau set sendok, perlengkapan
mandi pribadi dll. Demi menghindari berbaur dengan yang lain.
7. Transaksi non-tunai
Generasi cashless, sudah
saatnya beraksi. Sebisa mungkin hindarilah terlebih dahulu bertransaksi dengan
uang tunai. Mungkin untuk penginapan, sewa mobil dan rental lain-lain bisa
menggunakan transaksi transfer atau debit.
Secuil area kemah di Ranca Cangkuang |
RANCA CANGKUANG
Sudah siap dengan 7 point di atas? Baiklah, mari kita Bismillah dan mulai jalan.
Bandung Selatan menjadi pilihan saya bersama teman-teman untuk kembali pelan-pelan menyatu dengan alam, menghabiskan dua hari satu malam di Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang. Lokasi tepatnya berada di desa wisata Gambung, Mekarsari, Kec. Pasirjambu, Bandung Selatan. Pertimbangannya, karena sudah lama ingin menghirup udara segar dan melihat yang hijau-hijau dengan nuansa baru. Maka jatuhlah pilihan ke lokasi ini. Apa hal menarik tentang Ranca Cangkuang? Berikut beberapa poinnya:
1. Belum banyak dikenal
Kalau Ranca Upas atau Situ Cileunca pasti sudah pada familiar, kan? Nah, maka dari itu saya
dan teman-teman melipir ke sini karena masih sangat baru ketika mendengar nama
Ranca Cangkuang dan menjadikannya destinasi buat nge-camp kali ini.
2. Camp
area yang
sangat luas
Ada beberapa pilihan area kemah di lokasi ini. Jika ingin tidur ditemani
dengan suara aliran air, pilihlah lokasi di pinggir sungai. Atau kalau mau
menikmati malam dengan tenang pilihlah lokasi yang terletak di bagian atas
mendekat ke area kebun teh. Selain itu, dengan fasilitas lokasi kemah yang
begitu luas, sangat memungkinkan sekali kita mendirikan tenda dengan jarak
aman. Tenda juga harus physical
distancing, donk. Agar tetap privasi ngecamp di masa pandemi ini.
Karena areanya yang luas, Ranca Cangkuang juga tepat dijadikan sebagai
pilihan lokasi gathering atau
kumpul-kumpul keluarga, teman, bahkan komunitas. Tapi tentunya ini nanti ya,
kalau pandemi sudah berakhir.
3. Hamparan kebun teh hijau rindang
Hamparan kebun teh dan bukit-bukit yang menghijau adalah pemandangan
spektakuler yang bisa disaksikan ketika berada di Ranca Cangkuang. Tidak hanya
itu menjelang ke lokasi pun juga tak kalah menawan panorama yang akan mengiringi
selama perjalanan. Jangan lupa buka jendela mobil dan nikmatilah udara segar
dari pucuk-pucuk daun teh yang menyapa.
Sore hari juga bisa lebih dekat menikmati aroma sejuk kebun teh dengan
trekking santai (mendaki) sebuah bukit kecil di sebelah area kemah. Dari atas
sini akan terlihat luasnya Ranca Cangkuang dari ketinggian. Menikmati
sepoi-sepoi angin sore yang berembus menyibak wajah.
Untuk anak runners, Ranca
Cangkuang ini juga bisa menjadi pilihan loh, untuk lari di pagi hari. Seperti
yang dilakukan oleh teman saya, running
dari Ranca Cangkuang ke pintu masuk melewati kiri-kanan hamparan kebun teh
membentang. Hhhm…betapa segar dan sehatnya.
4. Berkemah dengan fasilitas lengkap
Ingin mendirikan tenda tapi ribet bawa dari rumah? Atau tidak punya sama
sekali perlengkapan buat kemah? Tenang, Ranca Cangkuang sudah menyediakan
fasilitas lengkap buat kemping. Tenda, matras, sleeping bag, dan kawan-kawannya tinggal disewa saja di sini. Kita
datang, tenda sudah berdiri menyambut. Lokasi nge-camp pun bisa kita request.
Selain itu toilet dan musala juga tersedia di area kemping. Jangan
khawatir airnya ngocor terus. Segar dan adem apalagi dipakai buat mandi.
Soal makanan juga tidak usah risau. Ada beberapa warung warga yang
jualan di sekitar area. Untuk segelas kopi hangat dan gorengan tentu saja
tersedia di sini. Atau malam-malam pengen nasi goreng? Tenang, ada juga kok
yang jualan di warung.
Semangkuk rujak pelega dahaga di siang yang terik |
Seperti yang saya mention di
atas Ranca Cangkuang dibelah oleh sebuah aliran sungai kecil, jadi sangat
memungkinkan ketika berwisata bersama keluarga bisa bermain-main percikan air
di sungai yang dangkal. Sangat cocok mengajak anak-anak menikmati alam bebas
bermain di sini.
Lelah bermain air bisa dilanjut menuju sebuah menara pantau yang
terletak tak jauh dari kawasan. Walau tak terlalu tinggi juga lumayan spot ini
bisa memandang kejauhan lokasi Ranca Cangkuang.
Ketika malam hari tiba, bercengkramalah dengan petikan gitar di temani
bintang-bintang dan jagung bakar. Bernyanyi bersama di lingkaran api unggun.
Yap, selain bisa sewa perlengkapan kemah, pengunjung juga bisa request api unggun. Ketika malam
mendatang setumpuk kayu bakar sudah tersedia dan tinggal dibakar. Lumayan
pengusir dingin Ranca Cangkuang yang menusuk ke badan.
Kala pagi menjelang di Ranca Cangkuang |
Bagaimana, tertarik untuk nge-camp cantik dan santuy di Ranca Cangkuang?
Sebelumnya perlu mempersiapkan beberapa hal dulu, nih:
1. Pastikan kendaraan aman
Cek kondisi kendaraan adalah hal utama sebelum memutuskan ke sini.
Karena akses menuju kawasan wisata ini masih berbentuk jalanan berbatu. Jadi
pastikan kesiapan kendaraan ketika dibawa ke mari. Selain kontur jalanannya
yang masih berbatu, luas jalanannya juga tidak seberapa. Jadi hati-hati kalau
sekiranya papasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan. Lumayan nahan
nafas kalau sampai kejadian.
2. Persiapkan perbekalan sebaik mungkin
Kalau tidak mau menyewa perlengkapan kemah, pastikan sudah membawa perlengkapan
camping dengan sangat lengkap,
termasuk urusan perut. Walau ada beberapa warung warga yang jualan tapi variasi
jualanannya masih standar. Untuk makan berat seperti nasi padang memang tidak
ada. Jadi pastikan juga urusan perut terpenuhi nantinya ketika kemah di sini.
Karena bakalan repot lagi kalau harus ke luar untuk mencari makan atau untuk
urusan mengenyangkan perut. Baiknya sih memang bawa bahan mentah dari rumah.
Jadi bisa sembari main masak-masakan. Kemah yang sempurna, kan?
3. Datanglah ketika sore menjelang
Waktu kedatangan ke sini baiknya juga diatur. Dan saya merekomendasikan
datang ke sini sebaiknya menjelang sore hari ketika waktu sudah teduh.
Berdasarkan pengalaman kemarin, kami datang terlalu awal (pagi) alhasil bingung
mau melakukan apa di siang bolong nan terik. Mau masuk tenda, kepanasan. Mau
keliling kebun teh juga terik membahana. Akhirnya memilih gelar matras di bawah
pohon-pohon dan tidur siang.
4. Malam hari yang dingin
Jika siang terik luar biasa, kalau malam menjelang suhu berubah menjadi
dingin. Pastikan tidak lupa membawa jacket, selimut atau sleeping bag untuk menghangatkan diri di malam hari.
5. Piknik santuy bersama keluarga
Dari semua yang saya lihat Ranca Cangkuang memang pas untuk piknik santuy bersama keluarga dan anak-anak. Ditambah lagi bisa juga memilih berkemah dengan gaya overland. Tinggal mendirikan tenda di sebelah mobil van. Menarik, kan?
Bersambung di sini