Kalau berbicara tentang Madura jadi ingat bubur kacang ijo khasnya
Madura. Mantap bangetlah pokoknya. Kreasi bubur kacang ijo yang lain dari
biasanya lengkap dengan ketan hitam dan roti tawarnya. Makin maknyus apalagi
jika disantap di malam hari dan saat cuaca dingin. Menghangatkan perut.
Nah, Madura ini sebenarnya pernah aku lirik ketika ada rencana long trip lebaran tahun lalu. Seorang
teman menyarankan untuk ke sana. Tapi setelah browsing aku hanya baru menemukan satu tempat yang memang worth untuk dikunjungi, yaitu Gili
Labak. Karena waktuku panjang dan untuk ke sana setidaknya tidak perlu sampai 2
minggu akhirnya aku memutuskan tidak jadi. Namun untuk kali ini aku menyempatkan
sejenak menginjakkan kaki ke Madura, meski sebenarnya bisa dibilang untuk
transit kepulangan ke Jakarta. Jadi rutenya dari Malang – Surabaya - Madura dan
balik lagi ke Surabaya, Surabaya-Jakarta.
Untuk transportasi katanya (dari beberapa sumber teman) bisa menggunakan
public transportation, bisa bus atau
kereta ke Surabaya lalu lanjut mobil lagi untuk ke Maduranya. Tapi karena
waktunya sempit (aku hanya punya waktu dari jam 7 pagi sampai sebelum 15.30,
jadwal kereta Gumarang menuju Pasar Senen, Jakarta). Makanya diputuskan untuk rent car saja. Destinasinya pun yang
tidak terlalu jauh demi efektifitas waktu. Dan yang paling dekat dengan
Surabaya adalah Kabupaten Bangkalan.
Di waktu yang singkat tersebut lumayan dapat 2 destinasi loh, ini dia:
Jembatan Suramadu
Tahukan kepanjangan dari Suramadu itu apa? Yap, Surabaya dan Madura,
karena memang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Madura yang masih sama-sama
satu provinsi yaitu Jawa Timur. Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di
Indonesia dengan jarak mencapai 5km. Bahagia banget sih akhirnya bisa juga melewati
jembatan ini. Karena memang sebenarnya aku sangat ingin menjejakkan kaki di
Madura. Sekilas serasa dejavu karena jembatan ini mengingatkanku dengan
Jembatan Barelang yang ada di Batam.
Jembatan Suramadu ini memiliki 2 ruas jalan. Satu khusus untuk laju
mobil dan di sisi paling pinggir khusus untuk pengendara roda dua. Ketika
sampai di tengah-tengah jembatan tiba-tiba ada tanjakan lumayan tinggi. Eh
ternyata di tengah jembatan ini ada semacam lekukan gitu, abis tanjakan
langsung turunan. Kata si bapak driver,
agar lalu lintas kapal menuju dan dari Tanjung Perak tidak terganggu.
Ah cantiknya pagi hari menjelang siang ini. Awan biru dan lautan lepas
menemani sepanjang jalan melintasi jembatan. Ditambah tidak terlalu banyak
kendaraan yang hilir-mudik. Kubuka kaca jendela mobil dan menikmati keindahan
Jembatan Suramadu. Tadinya aku berniat untuk berhenti sejenak, tapi si bapak
sopir tidak mengijinkan, demi keamanan. Baiklah, cukup menikmati dan jeprat-jepret
dari dalam mobil saja.
Bukit Jaddih Madura
Ini dia wisata andalan Madura yang sedang naik daun. Berlokasi sekitar
20 menit dari Jembatan Suramadu tempat ini sangat cocok untuk didatangi
sejenak. Sebenarnya Bukit Jaddih ini adalah kawasan galian atau pertambangan
kapur putih yang sudah beroperasi dari tahun ke tahun. Sepertinya bukan bekas sih karena beberapa yang aku lihat masih
ada aktivitas penambangan di sekitar sini, ditandai dengan beberapa truck yang masih ke luar-masuk kawasan.
Nah lagi-lagi tempat ini mengingatkanku dengan beberapa tempat serupa di
Indonesia, seperti Danau Cisoka di Tangerang atau agak jauhan dikit ke Sumatera
seperti Danau Kaolin di Belitung atau Danau Biru di Bintan. Karena memang di
kawasan Bukit Jaddih ini terdapat juga lokasi yang membentuk cekungan air berwarna
kebiru-biruan.
Selain terdapat danau, tekstur tanah
yang terbentuk di lokasi ini mempercantik keindahan. Tebing-tebing tinggi
menjulang tinggi yang tentunya pas bagi pecinta foto-foto ala instagramable. Uniknya lagi ada beberapa
tanah/tebing yang di design berupa ukiran-ukiran
di semacam lahan berbentuk mini teater. Bahkan ada juga ruang-ruang menarik
lengkap dengan pintu. Tempat ini juga tidak kalah menjadi daya tarik untuk
berswafoto.
Sesuai dengan namanya, bukit ini terletak di Desa Jaddih, Jakan Parseh,
Socah Bangkalan, Madura. Ketika datang ke sini jangan lupa untuk memakai sunblock karena panasnya poll luar biasa menggelegar. Tidak ada
pohon untuk berlindung kecuali beberapa warung kecil yang dikelola oleh warga serta
juga menyediakan minuman dingin seperti kelapa muda yang sangat pas diminum
dikala matahari tepat di atas kepala. Dengan membayar tiket masuk seharga
Rp5.000,- Bukit Jadih rekomendasilah untuk dikunjungi. Apalagi kalau hanya
sekadar mempernahkan ke Madura, like what
I did.
Walau baru hanya sempat menapaki
kaki di dua tempat di Madura, next
aku berencana untuk balik lagi tentunya untuk kunjungan yang lebih lama.
Lirikanku berikutnya untuk Madura adalah Gili Labak. Let’s make a plan and see you next time Madura.
Artikel
ini adalah bagian dari long trip-ku di
Jawa Timur 1-5 Maret 2019. Monggo dibaca juga cerita lainnya :
4.
Goa Tetes