Jalan - Jalan Setengah Hari di Malang
April 04, 2019
Ini adalah kunjungan kesekian bagiku ke Malang. Sampai
hampir lupa ini sudah ke berapa kalinya berkunjung ke Kota Apel ini. Malah
seorang teman ketika aku mengatakan padanya akan ke Malang lagi, dia berceloteh
“Sering amat sih ke Malang.” Kali ini pun tak menutup kemungkinan akan ada lagi
kunjungan-kunjungan berikutnya. Karena masih banyak destinasi lainnya yang
belum kesampaian aku datangi. Selain itu selalu ada saja hal menarik tentang
Malang; entah itu alam, wahana serta tentunya juga kulinernya yang selalu
paling tidak tahan dan serba murah menggoda.
Lalu,
kenapa setengah hari?
Yap,
karena perjalananku ini dimulai dari jam 2 siang sampai jam 9 malam. Setengah
hari toh hitungannya? Naik kereta dari
Jakarta sampai Malang jam 10 pagi, lanjut ke penginapan, istirahat sejenak lalu
barulah petualangan di mulai. Meski setengah hari lumayan dapat beberapa tempat loh yang bisa didatangi. Apa saja itu?
Ini dia jalan-jalan setengah hari versiku selama di Malang :
1.
Cafe
Sawah Desa Wisata Pujon Kidul Kabupaten Malang
Sebenarnya lokasi ini sama sekali tidak masuk dalam itinerary kedatanganku ke Malang kali ini. Tapi karena ada
perubahan terkait cuaca alhasil bapak driver
yang menemaniku merekomendasikan tempat ini. Katanya, tempatnya seru, unik dan
menarik.
Dari namanya sudah dapat ditebak ya kalau ini adalah sebuah cafe. Yap, sebuah cafe yang berdiri di
tengah-tengah sawah dengan background
gunung Dorowati. Tidak hanya sekadar cafe tapi kawasan ini juga di design dengan berbagai ornament yang unik kekinian. Tadinya
agak ragu mau masuk ke dalam karena beranggapan bakal biasa-biasa saja. Tapi
ternyata seru juga. Takjub akan ide dan gagasan yang diterapkan untuk lokasi
ini. Bisa dibilang ini adalah sebuah desa yang disulap menjadi tempat wisata
yang akhirnya bisa memberdayakan masyarakat desa secara keseluruhan. Bagaimana
tidak, mulai dari pertama masuk nuansa yang aku dapatkan adalah sebuah kampung
yang masyarakatnya menyambut setiap mobil atau motor yang datang. Lalu
menemukan jejeran warung-warung yang dikelola juga oleh masyarakat sekitar.
Barulah sampai ke cafe tengah sawah yang menjadi primadona kawasan ini.
Ketakjubanku pada lokasi ini adalah berhasilnya masyarakat desa ini
menggunakan dana desa untuk kemakmuran masyarakatnya. Yang awalnya hanya berupa
lahan sawah biasa tiba-tiba menjadi sebuah cafe apik yang berada di
tengah-tengah sawah dan lengkap dengan tempat-tempat foto kekinian ala instagramable.
Menu makanan dan minuman di cafe ini juga kebanyakan masih
mempertahankan untuk mengusung menu rumahan dalam bentuk prasmanan. Variasi
makanan ringan dan minumannya juga banyak seperti jasuke, bakso, roti bakar,
susu dan banyak ragam lainnya lagi. Selain itu harga tiket masuknya juga bersahabat
dengan kantong. Cukup hanya dengan mengeluarkan Rp8.000,- saja sudah bisa masuk
ke dalam kawasan cafe. Tak hanya itu tiket masuk yang sudah dibayarkan tadi
juga bisa ditukarkan dengan voucher
belanja seharga Rp5.000,- Jadi kalau misalnya jajan bakso seharga Rp10.000,-
tinggal tambah bayar Rp5.000,- karena Rp5.000,- nya sudah dari voucher tiket masuk. Ah, murah meriah,
kan?
Pas mau masuk ke kawasan ini aku beberapa kali papasan dengan bus-bus
besar yang baru ke luar dari dalam. Hhhmm, promosi tempat ini juga lumayan
bagus, pikirku. Meski berjarak 30km dari Kota Malang tapi tempat ini selalu
saja ramai dikunjungi oleh wisatawan.
Satu hal lagi yang ditawarkan oleh Pujon Kidul adalah wisata konsep agro
dengan cara memberikan pengunjung kesempatan untuk petik apel atau petik
sayuran sendiri. Terkenal dengan kota Apel tentu tawaran untuk petik apel
sendiri ini menjadi keseruan yang luar biasa. Dan untuk pertama kalinya, aku
melihat bentuk pohon apel itu seperti apa, haha.
2. Gunung Banyak
Harusnya di sinilah untuk kali pertama aku merasakan tandem paralayang.
Karena salah satu yang menarik hatiku untuk kembali lagi ke Malang adalah
merasakan sensasi parayalang di dataran dengan ketinggian 1.315mdpl ini. Tapi
apalah daya, niat awal tidak dapat terlaksana karena cuaca kurang mendukung.
Sejak tiba di Malang sudah langsung disambut hujan lebat yang tak kunjung reda hingga
siang.
Gagal Paralayang tak membuat hatiku kecewa dan membatalkan untuk datang
ke tempat yang berlokasi di Songgokerto, Batu ini. Karena selain sebagai tempat
olahraga Paralayang, Gunung Banyak juga menyuguhkan keindahan lain terutama di
senja menuju malam hari. Kalau mau merasakan matahari terbenam di daerah Batu,
di sinilah tempat terbaiknya. Matahari akan tampak dengan elok membenamkan diri
pada sang malam. Tidak hanya itu, ketika malam hari akan dipercantik juga
dengan keindahan lampu kelap-kelip di bawah sana. Kota Malang dan Batu akan
tampak indah memesona dengan kilauan lampunya yang dapat dilihat dari atas bukit
ini.
Waktu terbaik berkunjung ke sini memang sore hari menjelang senja. Kalau
cuaca kurang bersahabat akan terlihat kabut yang sesekali menyapu pepohonan.
Cuacanya juga dingin dan sejuk, jadi jangan lupa pakai jaket.
Di sisi lainnya terdapat sebuah objek bertuliskan Taman Langit, sayang
aku tak sempat melihatnya lebih dekat. Karena ketika menatap malam dari posisi
tandem Paralayang aku sudah sangat merasa puas dan takjub dengan keindahan yang
disuguhkan dari bawah sana.
3.
Alun-Alun
Kota Batu
Objek yang satu ini jangan sampai tertinggal jika sudah berada di Batu. Pusat
keramaian Batu ya ini. Apalagi kalau berkunjung ke sini saat weekend malam minggu. Akan banyak
dijumpai masyarakat sekitar sedang bercengkrama dan menikmati malam melepas
lelah sepanjang hari.
Hal menarik yang bisa dinikmati di Alun-Alun Kota Batu ini adalah naik
Bianglala. Tepat di tengah-tengah alun-alun berdiri gagah sebuah Bianglala.
Untuk menaikinya cukup membayar Rp5.000,- tapi harus bersabar menunggu
antriannya. Maklum banyak orang bakal berbondong-bondong untuk naik Bianglala
ini tentunya demi dapat menikmati keindahan kota Batu dari atas Bianglala
terutama saat malam hari.
Jika tak punya nyali naik Bianglala masih ada beberapa alternatif lain
yang bisa dilakukan di sini salah satunya naik odong-odong keliling alun-alun.
Serius, hal ini sungguh menarik. Meski peminatnya banyak anak-anak tapi untuk
dewasa juga diperbolehkan. Pilihlah odong-odong yang khas, yang menjadi ciri
kota Batu. Ditemani alunan musik anak-anak tentu menjadi kebahagian tersendiri
untuk kembali ke masa kecil.
Puas jalan-jalan keliling alun-alun bisa mampir di area lainnya yaitu
pusat kuliner. Nah di sini, harus hati-hati. Banyaknya ragam pilihan makanan
dengan harga murah meriah bisa membuat kalap siapapun yang beredar di area ini.
Mulai dari cemilan kecil sampai makanan berat ada yang jual di lokasi ini.
Gerobak para penjual makanan siap memanggil siapa saja yang sudah memasuki
kawasan ini. Bersiap-siaplah untuk menggemukkan badan.
Sebagai penutup hari sejenak bisa menyempatkan mampir di masjid yang
terletak persis di depan Alun-Alun Kota Batu. Masjid yang sudah berdiri sejak
zaman penjajahan Belanda ini bak penyejuk ditengah keramaian dan hiruk-pikuk
alun-alun Kota Batu. Sejenak, jika ada waktu sempatkan jugalah untuk beribadah
di masjid ini yang mempunyai fasilitas lengkap dan disebut sebagai masjid yang
ramah wisatawan.
Jadi walaupun hanya punya waktu setangah hari di Malang atau Batu,
jangan khawatir. Masih bisa mengunjungi beberapa tempat yang aku sebutkan di
atas. Soal penginapan, bisa memilih penginapan di sekitaran Batu ataupun kota
Malang seperti pilihanku. Efektifnya untuk mengeksplorasi tempat-tempat
tersebut menggunakan kendaraan pribadi atau rental mobil. Bagi yang butuh
kontak rental mobil selama di Malang bisa coba menghubungi Pak Budi di nomor HP
0821-4030-1958. Selama 2 hari di Malang aku pakai jasa beliau. Alhamdulillah trusted and best services.
Enjoy exploring Malang.
Artikel
ini adalah bagian dari long trip-ku di
Jawa Timur 1-5 Maret 2019. Monggo dibaca juga cerita lainnya :
2.
Setengah Hari Keliling Batu sekitar
4.
Goa Tetes
5. Madura
2 Comments
Makan ketan gak wil?
BalasHapusNdak buk. Kuliner minyak semua yg disantap hehe
Hapus