Welcome to Edu Hostel |
Bagi penyandang status
Backpacker baik dalam maupun luar, nama hostel yang satu ini mungkin sudah
sangat familiar didengar terutama saat berada di Kota Pendidikan, Yogyakarta.
Hostel yang terletak di Jl. Let Jen Suprapto No. 17 ini adalah hostel bintang
lima harga kaki lima. Berkonsep dormitory tentu saja penginapan yang satu ini
bisa memberikan harga jauh dari rata-rata. Meski begitu semua fasilitas yang
ditawarkan di sini bahkan bisa melebihi hotel bintang lima.
Sebenarnya saya sudah sangat sering
mendengar namanya, bahkan terkadang merekomendasikan juga kepada teman-teman
yang ingin berkunjung ke Jogja. Meski seyogyanya baru April kemaren saya
benar-benar berkesempatan mencoba kasur di sana. Merunut perjalanan, setelah
turun dari Lawu saya memutuskan untuk kembali lagi ke Jogjakarta sebelum
melanjutkan perjalanan balik ke Jakarta. Niat untuk eksplorasi solo jadi dibatalkan
karena kebingungan untuk destinasi yang mau dituju.
Gedung Edu tampak dari depan |
Sesampai di St. Lempuyangan
saya memesan ojek online dengan tujuan Edu Hostel. Tidak terlalu susah mencari
alamatnya, karena Edu terletak cukup strategis dari jantung kota Jogjakarta, Malioboro.
Saya melakukan booking via telp kepada
petugas Edu karena setelah check di beberapa situs booking online unavailable
rooms. Sebelumnya pun saya tidak browsing sana-sini terlebih dahulu review
tentang Edu. Ibarat kata, I trust Edu 100%. Tapi alangkah terkejutnya saya,
ketika mau sampai si bapak driver menunjuk sebuah gedung cukup tinggi, “ Oh,
itu dia Edu,” sambil menunjuk plang Edu yang terletak di atas gedung. What,
ternyata gedung lima tingkat itu adalah Edu Hostel.
Belum usai kekagetan saya, yang
tadinya hanya membayangkan Edu seperti “biasa saja”, bangungan satu atau dua
lantai, giliran si bapak driver yang terperanjak kaget takkala mengetahui kalau
harga menginap satu malamnya tidak sampai merogoh kocek seratus ribu rupiah.
Dia berulang kali menanyakan balik ke saya, “Ah yang benar mba? Masa?”
Lobby utama Edu |
Well, mari kita menelisik lebih
jauh ke dalam.
Edu Hostel terdiri dari 5
lantai dan 1 basement. Basement
diperuntukkan khusus untuk parkir kendaraan tamu yang buka hanya sampai jam 11
malam. Sedangkan lantai 1 adalah lobby yang tentunya buka 24 jam. Untuk sekelas
lobby, lobby Edu Hostel tergolong sangat luas. Sebelum menuju resepsionis para
tamu disambut oleh beberapa sofa santai yang bisa leyeh-leyeh tidur di atasnya
dan lukisan icon tugu jogja di sebelah kanan. Pas pokoknya bisa berkodak
terlebih dahulu sebelum menuju resepsionis. Lobby yang luas tersebut juga
terdapat area fasilitas internet, yang terletak di sebelah kiri pintu masuk. Di
Internet Coorner ini berjejer beberapa computer saling berhadap-hadapan, dan
computer tersebut bebas diakses oleh tamu yang ingin menggunakannya. Keren
bukan, sambil menunggu waktu chek in, bisa berselancar sejenak di dunia maya
atau memindahkan poto-poto hasil perjalanan dari camera ke hanphone.
8 Komputer tersedia di Internet Corner |
Waktu check in di Edu Hostel
adalah jam 3 sore dan batas maksimal check out jam 12 siang. Meski waktu check
in agak sedikit sore, but it’s not big deal, bisa terlebih dahulu menikmati
fasilitas lobby, baik itu mau berpoto-poto ria dengan variasi background,
menikmati akses internet dari computer, atau berselancar via wifi hotel. Ada
lagi yang unik, Lesehan Area di atas ruang resepsionis. Di sini, selain sofa
besar, ada beberapa alat music seperti gitar dan juga tv besar berukuran 32 inc
serta pendingin ruangan. So, it’s not boring lah menunggu waktu check in,
sambil beristirahat sejenak di lobby yang comfort.
Comfort zone in Lesehan Area |
Sewaktu sedang enak-enaknya
tidur di Lesehan Area sembari menunggu waktu check in, saya sempat terganggu
dengan kebisingan suara khalayak ramai. Ternyata sedang ada sebuah kegiatan
yang diselenggarakan di Edu Hostel. Lengkap sudah rasanya fasilitas hostel ini,
tidak hanya untuk beristirahat, tapi juga ada sebuah meeting room di kawasan
lobby yang bisa menampung 100-150 orang. Ballroom ini memang biasa disewakan
untuk event-event besar bahkan keesokan harinya Edu juga kedatangan rombongan
tamu dari sebuah sekolah menengah atas dalam rangka liburan anak kelas XII dan
ballroom ini menjadi titik kumpul dan koordinasi mereka sebelum menuju kamar
masing-masing.
Satu lagi, musholla nan apik
juga terletak di lobby Edu Hostel. Jadi, meski datang terlalu pagi, saya tidak
perlu worry, tinggal tidur di Lesehan Area, bangun menunaikan sholat di
musholla lobby dan order makanan untuk mengisi perut siang hari.
Meeting room |
Ketika check in, tamu akan
mendapatkan sebuah selimut dan handuk serta kunci kamar dan nomor tempat tidur
yang sudah ditentukan oleh pihak hostel. Selain itu, masing-masing tamu juga
akan mendapatkan sebuah loker, nomor loker disesuaikan dengan nomor ranjang.
Loker ini tidak bergembok, kalau ingin lebih safety, silakan bawa gembok
sendiri atau kalau tidak, bisa beli gembok di resepsionis. Berhubung nanti malam saya akan jalan-jalan santai
lagi mengubek-ubek Malioboro dan tidak akan membawa kamera, jadilah saya
mengeluarkan 12.000 untuk membeli gembok loker. Oya,
tidak lupa pula ada deposit kunci seharga 50.000 rupiah, nantinya bisa di
refundable pada saat chek out. Deposit ini saya kira hanya untuk jaga-jaga tamu
resek yang check out sesuka hati tanpa pemberitahuan dan membawa kabur kunci
kamar. Kan lumayan harga kunci kalau sampai hilang. Eh ada lagi yang di dapat
pada saat check in, Kupon Sarapan. Kupon ini wajib di bawa ketika breakfast
time di rooftop. Banyak kan? Meski membayar hanya 80.000 rupiah tapi pada saat
check in sudah dikasih ini itu oleh staff Edu.
Area rooftop untuk sarapan |
Bakalan betah berlama-lama saat sarapan |
Sebelum menelisik kamar dan
rooftop Edu, mari kita jelajah terlebih dahulu bangunannya. Disepanjang mata
memandang banyak sekali quote-quote menarik yang terpampang, entah itu di
dinding atau tempat-tempat lain yang memungkinkan. Lebih tepatnya quotes ini
semacam cambuk bagi para tamu yang datang, entah itu kutipan untuk mengingatkan
atau kutipan-kutipan positif untuk intropeksi diri. Kalau mau menjelajahi
silakan saja, lima lantai yang tersedia dihiasi oleh kutipan-kutipan indah. Lima
lantai tersebut, lantai 1 adalah lobby, lantai 2-4 adalah bed room dengan 42
dormitory isi 6 bed dan 20 private room isi 4. Sedangkan lantai 5 khusus
rooftop untuk breakfast and resto. Harga 6-bed female/male dorm adalah 80.000
sedangkan harga 4-bed private room for 4 adult adalah 460.000 bisa juga
menambah extra bed seharga 80.000. Luas sekali kan?
Hanya beberapa contoh quote |
Saya kebagian 219#1 artinya di
lantai dua dengan nomor kamar 19 dan nomor bed serta loker 1. Setelah mendapat
kunci saya segera langsung meluncur ke kamar untuk menaruh ransel dan membasuh
badan. Bersih, itulah kesan pertama saya ketika menginjakkan kaki ke dalam
kamar. Meski sharing kamar setidaknya kebersihan masih menjadi prioritas utama
hostel. Tinggal saling pengertian saja antar tamu room. Jaga kebersihan dan
kepedulian terhadap penghuni lain. Ada tiga ranjang tingkat, 6 loker, AC, dan
sebuah tempat jemuran besi kecil yang sudah bernomor. Oya, untuk colokan
listrik masing-masing sudah tersedia di dalam loker. Tak luput juga ada petunjuk
arah kiblat di atas loteng. Menengok ke
dalam kamar mandi, ada dua pintu setelah masuk ke dalam kamar. Pintu satunya
khusus untuk tempat “nongkrong” sedangkan pintu yang satunya khusus untuk mandi
dengan dua shower dan 1 wastafel. Fasilitasnya juga sudah termasuk hot and cold
en-suite showers serta sabun dan sampo.
Khusus untuk mandi dengan dua shower |
Wastafel dan tempat “nongkrong” |
Selang beberapa saya masuk,
pintu kembali berbunyi, penghuni lainnya datang. Serunya menginap di dorm
seperti ini adalah berkenalan dengan orang-orang baru and
it’s one of the best part of me, meet the
new people whom I never known before, sharing with them and learn everything is
such a beautiful moments for me. Teman sekamar yang pertama berkenalan
dengan saya adalah salah seorang gadis bandung yang juga sedang eksplorasi
Jogja. Keretanya baru nanti jam 12 malam dan untuk membunuh waktu dia menyewa
Edu dengan niat tadinya untuk beristirahat sejenak dan mandi. Tapi apalah daya,
setelah ngobrol ngalor-ngidul dengan saya, niat tadi runtuh setelah mandi sore
kami meluncur bersama menikmati senja di atas gowesan becak khas Jogja. Dua orang teman lagi adalah adik-adik hebat
yang sedang memperjuangkan peruntungan mereka untuk lolos seleksi PLN yang
diselenggarakan di Jogjakarta. Ini adalah tahap lanjutan dari beberapa tahap
yang sudah mereka lalui, satunya berasal dari Surabaya sedangkan yang satunya
berasal dari Semarang. Keesokan paginya setelah melaksanakan sholat dhuha,
mereka sungkeman meminta do’a semoga diberi kelancaran untuk tes hari ini serta
sekaligus pamit dari pertemuan kami yang sesaat.
This’s my room |
House rules |
Penghuni satunya lagi adalah
seorang perempuan yang datang malam ketika yang lain sudah terlelap tidur dan
pergi duluan ketika yang lain masih belum bangun. Jadi saya tidak sempat
berbagi cerita dengannya. Terakhir adalah seorang wanita dengan ransel 80L. Ketika
menjelang malam saya belum melihat sama sekali rupanya. Tapi saya sudah bisa
menebak ini pasti bule, karena rasa-rasanya tidak mungkin traveler perempuan
Indonesia akan menggendong ransel sebesar itu. Benar dugaan, pagi hari ketika
yang lain sudah minggat, dia baru bangun dan berkata “morning” kepada saya. Alhasil
curhatan pun pagi ini kembali terjadi antara saya dan orang baru ini. Dia
adalah seorang traveler yang berasal dari San Diego, California dan sudah
melakukan perjalanan dari Agustus tahun lalu. Kesimpulan dari oborolan kami sampai
saat check out bareng adalah dia sangat mengeluh dengan harga tiket masuk
candi-candi ternama di Jogjakarta untuk foreigner, bisa hampir 10x lipat.
Beranjak menuju rooftop.
Ini dia spot-spot kece lainnya
di Edu Hostel. Jualannya di sini adalah view ciamik kota Jogja di bawah sana.
Selain itu spot-spot poto yang instagramable banget juga banyak terdapat di
area ini, dijamin pasti bisa mempercantik wall akun instragram kamu yang
menginap di sini. Sayang, saya baru turun dari Lawu dan muka sedang amburadul,
jadi hanya mengabadikan viewnya saja tanpa ada bukti poto di dalamnya. Selain
itu di area rooftop juga terdapat Dipping Pool, lengkap sudah rasanya, menikmati
makan pagi di sini dengan suguhan view memperancaknya.
Breaksfast di sebelah dipping pool |
Area makan indoor |
Menu sarapan pagi setiap
harinya sudah ditentukan oleh pihak hostel. Para tamu tinggal datang,
menyerahkan kupon dan mengambil santapan yang sudah disediakan secara
prasmanan. Selanjutnya, enjoy your
breakfast with the nice view. Untuk menikmati view di rooftop ada jam-jam
tertentu, 5 am – 9.30 am and 4 pm – 10 pm.
Spot poto at rooftop |
Masih area makan |
Sebagai informasi tambahan,
tepat di sebelah kiri Edu Hostel juga terdapat sebuah rumah makan khas minang,
yaitu Rumah Makan Murah Meriah. Seperti namanya rumah makan ini bersabat dengan
kantong tapi rasanya tidak murahan. Lumayan buat referensi perut ketika berada
di Edu Hostel. Saya mencoba bersantap sore di sini sebelum keliling Jogja
dengan becak khusus Edu Hostel. Fasilitas tambahan lainnya di Edu Hostel ada
becak yang sudah stand by di jalanan depan Edu. Memakai kaos berwarna hijau
tadinya saya pikir bapak ini seperti bapak-bapak becak lainnya. Tapi dia
mengenalkan diri kalau dia adalah bapak becak Edu Hostel. So, untuk tamu yang
mau ekslusif tinggal minta tolong petugas Edu untuk memanggilkan becak, mau
becak gowes atau motor banyak yang stand by depan hostel.
RM MM |
Gowes terus pak |
So, it’s the review for the
first modern city hostel in Indonesia, Edu Hostel. Like the slogan, if you stay
in Edu you can explore something
new, dream good and discover
something spectacular in your life.
See you Edu |
When I see you |
Edu Hostel
Jl. Let Jen Suprapto No. 17 Yogyakarta
Phone. (+62 274) 543 295
Website : www.eduhostels.com