Jelajahilah Banyuwangi, Kau Pasti Ingin Kembali ! (Part II)
Maret 10, 2015
III. Cagar Alam Taman Wisata Ijen
Yang ini saya yakin mungkin sudah banyak yang
tahu dan familiar dengan namanya.
Sebuah gunung berapi aktif dengan ketinggian 2.443 mdpl yang memiliki kawah
asam di puncaknya dengan tinggi 2.368 mdpl. Selain menawarkan puncak dan kawah
belerangnya, Ijen juga menjadi sumber mata pencaharian bagi para penambang
belerang yang hilir-mudik mencari nafkah di kawah yang statusnya masih aktif
ini.
Puncak maupun Kawah Ijen, sudah memiliki jam
terbang tinggi yang menarik berbagai kalangan wisatawan, terutama mancanegara.
Jadi, jangan heran saat trekking di dini hari jam 1-3 pagi akan banyak
ditemukan bule-bule pada setiap pos pendakian demi menyaksikan jagoan Ijen
yaitu Blue Fire. Meskipun gunung yang
tergolong masih sering beraktivitas, tapi Ijen sungguh tak pernah sepi
pendatang.
Stamina dan fisik yang kuat, juga harus
diperhatikan jika memutuskan melihat secara langsung pesona kawah kemilau hijau
toska ini di pagi maupun siang hari. Karena jalur trekking yang cukup menatang
dan sirkulasi udara pernapasan yang tentu juga sangat perlu diperhatikan.
Guest House
Belanda Jampit
Jampit?
Dimana itu?
Tenang …. Ga usah kerut kening gitu dah :D
Mungkin
banyak yang belum tahu, bahkan namanya pun masih asing ditelinga. Jampit yang
identik dengan perkebuhan (Kebun Kalisat dan Jampit PTP Nusantara XII) ini
menyimpan suguhan alam yang masih sangat alami bahkan ketentraman warga sekitar
dapat dengan elok dinikmati oleh mata. Mereka hidup dalam kebersamaan bersama balutan perkebunan sekeliling yang menjadi mata pencaharian utama.
Kalisat, Jampit dan Blawan dapat ditempuh dari dua arah (Bondowoso dan
Banyuwangi) dan tentunya berdekatan dengan objek wisata terkenal Kawah Ijen.
Guest House Belanda Jampit tampak asri
|
Wisata Agro
jampit yang bernama Guest House (Rumah Belanda) ini memang cukup terpencil dan
berada dalam areal Kebun Kopi Kalisat-Jampit di Sempol, Bondowoso. Selain
struktur bangunan kokoh yang bergaya ala eropa dengan arsitektur yang
didominasi kayu bercat hitam, halaman Rumah Belanda inipun memiliki tanah luas
yang ditanami berbagai macam bunga-bunga cantik yang konon langsung didatangkan
dari eropa. Tentu saja hal itu sepadan dengan cuaca/iklim Jampit yang terletak
diketinggian 1.100-1.600 mdpl. Walaupun dengan terpelosoknya lokasi ini dan
membutuhkan perjuangan ekstra, Guest House ini selalu ramai kedatangan tamu, terutama
wisatawan mancanegara yang sering bertamu dan bermalam
di Rumah Belanda ini. Sekadar melihat dan menikmati suasana
sekitar, pun yang mempunyai kocek lebih bisa bermalam di Rumah Belanda ini,
tapi tentunya dengan tarif harga yang cukup lumayan merogoh kantong tebal.
Sayang ketika saya berkunjung Senin, 29 Desember 2014 sedang ada tamu, sehingga
tidak diperkenankan melihat lebih dekat dekorasi atau bentuk bangunan didalam
rumah.
Berdiri
sejak tahun 1.927, rumah ini dulunya dihuni oleh sebuah keluarga Belanda yang
berdiam serta ikut andil dalam pengendalian perkebunan kopi di daerah Jampit.
Dengan aroma kopi arabika yang sangat kental dikawasan ini, sungguh membuat
jiwa tenang apalagi ditemani degan
bangunan klasik, rumput hijau, kupu-kupu beterbangan disekitar bunga
warna-warni.
O … o… o…
itu toh model Rumah Belanda jaman bahela
Nah, sekarang … saatnya .. mantai kitah ..,
mengelingkan badan
IV. Pulau
Tabuhan
Eh, ini
Pulau punya sodara Menjangan yak?
Betul sekali.
Terletak 20 km dari Kota Banyuwangi, pulau
yang masuk jajaran wilayah Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo ini juga tak
kalah menarik terutama pantainya yang masih alami dan sepi pengunjung karena
belum terlalu tersohor kemata para pecinta alam bawah laut. Walaupun berhadapan
langsung dengan Pulau Menjangan-Bali, Tabuhan cukup mampu membuat lirikan mata
jatuh hati padanya.
Akses ke pulau ini dapat ditempuh dari Pantai
Bangsring, yang banyak kapal-kapal penduduk menawarkan jasa menuju pulau
berdasar bening ini dengan kisaran harga 450-600 ribu rupiah.
Bisa apa aja
sih di sini?
Haa haa .. ya tentu banyaklah. Mau leyeh-leyeh dipinggir pantai, mau
hammock-an, bikin tenda, atau main-main cantik
dipinggir pantai juga bisa dan tentunya jangan lupa untuk melihat keindahaan
ekosistem alam bawah lautnya dengan bersnorkling ria. Menyapa penghuni
underwater Tabuhan mulai dari terumbu karang, ikan-ikan mungil dan lucu, serta
penghuni bawah laut lainnya.
Tapi safety harus diperhatikan ya ketika
bermain air di sini. Karena terletak persis di tengah selat Bali tak jarang
arus kadang juga menjadi rintangan tersendiri. Puas bersnorkling bisa dilanjut
dengan acara bakar-bakar ikan, memancing atau bahkan bisa mengelilingi pulau
dengan luas sekitar 5 hektar ini.
V. Taman
Nasional Baluran
Apa, taman
lagi? Ckckcck ……
Lho, tapi
Baluran bukan di Banyuwangi loh .
Iya , iya … Taman Nasional yang satu ini
memang termasuk ke dalam wilayah Banyuputih, Situbondo (sebelah utara
Banyuwangi). Tapi tidak ada salahnya donk,
jika sudah bertapak ke Banyuwangi sekaligus lanjut menghampiri padang afrika-nya
Indonesia ini. Taman yang sekaligus bernama sama dengan gunung yang dimilikinya
ini, mempunyai peran yang cukup penting dalam perlindungan berbagai macam satwa
khususnya mamalia besar. Memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan yang mampu
beradaptasi meski dalam kondisi kering, membuat Baluran benar-benar memanjakan
pengunjungnya yang sedang bak berada di belahan bumi lainnya.
Lokasi Savana Bekol Baluran |
Namun, lagi-lagi yang identik dengan Taman
Nasional di Jawa Timur, selalu ada pantai yang melengkapi keindahannya. Tak
urung Baluran pun punya Pantai Bama, sebagai lokasi pemancingan, spot snorkeling
atau sebagai teather bagi para monyet-monyet yang sering melalang buana mengincar
para pengunjung.
So , hati-hati ya …. Yang perlu diperhatikan,
JANGAN SESEKALI memberi mereka makan dengan makanan atau cemilan yang anda bawa
! Mungkin karena ulah tadilah, saya
lihat monyet-monyet di Bama banyak yang nakal bahkan tidak segan-segan merampas
makanan / plastic makanan para pengunjung pun sekaligus masih dalam pegangan
tangan.
Ihhh …
tacuuut
Welcome to Bama Beach |
Ccckk cckk
ckkck ….. Banyuwangi memang oce
Nah, ayo gemana?
Lima hari poolll saya jelajah Banyuwangi,
masih kurang loh. Surga-surga lainnya banyak yang belum saya jamah. Tapi
setidaknya, sekilas info blusukan diatas cukuplah mewakili tumpahan kecantikan
dan daya pikat yang dimiliki oleh Banyuwangi.
Tempat-tempat eksotis, yang saya jamin bisa membuat
mata siapapun berbinar-binar ketika menyaksikannya langsung.
Ayolah,
segera atur rencana jalan-jalan anda ke bumi pertiwi yang satu ini. Indonesia
itu menawan bro, bahkan lebih
mempesona lagi jika dapat mendekap setiap karunia Tuhan yang ada didalamnya.
Khusus Banyuwangi, jelajah saya pasti akan
berlanjut lagi. Karena pesonanya, tidak sadap kalau hanya sekali kunjungan
saja. Datang untuk Kembali. Saya
putuskan datang ke Banyuwangi, dan suatu saat saya pasti akan kembali.
#AyoKelilingIndonesia
#JelajahilahBanyuwangiKauPastiInginKembali
0 Comments