Patung Gandrung (tarian khas Banyuwangi) – Watu Dodol |
Dia adalah kabupaten
terluas di Jawa Timur, dikelilingi oleh
pengunungan yang menjulang tinggi.
Dia juga merupakan surga bagi para
pecinta surfing dunia.
Dia pun kaya akan lebih
dari dua taman nasional dalam lingkarnya.
Serta tak ketinggalan,
kearifan lokal masyarakatnya kental akan kekayaan budaya yang dia miliki.
Ya .. dialah yang
tersebut bernama “The Sunrise of Java.”
---
Meskipun berdekatan
langsung dengan salah satu pulau tersohor di Indonesia, yang menjadi incaran
para pelancong dunia, tidak membuat
Banyuwangi mati gaya menunjukkan pesonanya pada mata para pecinta keindahan.
Berbagai panorama itupun ; gunung, laut, hutan, budaya, terkemas dan
terbentang mengelilingi Banyuwangi yang tentunya tidak akan dapat hitungan hari
untuk dapat menjamah keseluruhan luapan ciptaan Tuhan yang bersemayam di sana.
Saya akhirnya berkesempatan langsung bertegur sapa
dengan alamnya di 27-31 Desember 2014 kemarin setelah satu tahun menyusun rencana
perjalanan. Cuplikan inti
tempat-tempat kece itu akan saya
sajikan secara apik untuk para traveller umumnya dan kepada kompasianer khususnya. Semoga segera jua
hendaknya menjejakkan kaki di
Banyuwangi demi terus meningkatkan dan membantu mengembangkan
pariwisata Indonesia, baik dikancah negeri sendiri maupun memperkenalkannya ke mata dunia, betapa indahnya
negeri pertiwi ini.
Lalu, apa saja sih yang
ada di Banyuwangi?
Let’s check it out …………..
Jalan masuk menuju TNAP |
Rimbun pepohonan menghiasi jalanan TNAP |
Ini dia Taman Nasional pertama yang
akan saya kenalkan kepada anda semua. Dengan tarif 5.000 rupiah para pelancong
akan banyak disuguhi berbagai macam pilihan wisata di lokasi yang kental akan
aura mistis ini. Apa saja itu? Mari kita intip
Situs Kawitan
Situs yang
merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit ini, terletak di tengah-tengah hutan
Alas Purwo dan menjadi tempat persinggahan pertama setelah memasuki kawasan hutan lebat
ini. Pura ini terbuka untuk umum, bagi yang tidak sembahyang
dapat menyaksikan kesakralan ibadah disini dengan catatan tetap memperhatikan
kesopanan dan menghormati para pesembahyang yang sedang melakukan ibadah.
Suasana di dalam lokasi utama |
Padang Rumput Sadengan
Persinggahan selanjutnya adalah sebuah savana seluas 80 hektar yang hijau terbentang sebagai tempat
tinggal berbagai satwa seperti Banteng, Rusa, Ajag, Kijang, Babi Hutan dan
banyak lainnya. Disini juga terdapat sebuah pos 3 lantai pemantau satwa, dan
tentunya juga dibuka untuk para pengunjung yang ingin mengarahkan pandangan ke
padang lepas atau hanya sekadar mengabadikan gambar di sadengan ini.
Satwa Sadengan dalam kelompoknya |
Pantai Plengkung – G-Land
Nah, ini dia si icon yang membuat nama Taman
Nasional Alas Purwo melambung. Sebuah surga bagi para surfer dunia untuk
mencicipi ombak tinggi rancak yang ditawarkan oleh Plengkung. Mencapai lokasi
ini tidak semudah yang dibayangkan, tetapi para pengunjung harus menggunakan
kendaraan/jeep tersendiri yang sudah disediakan oleh pengelola seharga Rp
250.000,- /mobil-return. Tarif ini sesuai dengan medan yang akan dilalui menuju
G-Land yang menantang.
Surga yang berlokasi di tenggara Pulau Jawa
ini, konon dulunya ditemukan oleh para surfer yang berasal dari Amerika Serikat
dalam sebuah ekspedisi. Pantai berombak besar dan berkecepatan tinggi ini, akan
banyak dibanjiri surfers pada bulan April-September setiap tahunnya karena
dimasa seminggu setelah bulan purnama dan atau bulan baru itulah gelombang
tinggi akan terjadi bahkan ombak bisa mencapai 6-8 meter. Woow… sesuatu yang
sungguh fantastic bila bisa menyaksikan atraksi para surfer dari berbagai
belahan dunia melakukan olahraga surfing di pantai yang pernah dilanda tsunami
pada tahun 1994 ini.
Segera memasuki Plengkung Beach |
Sisi lain ketenangan Plengkung |
Sunglon
Beach
Awalnya pantai ini tidak termasuk kedalam
destinasi saya bertandang ke Banyuwangi. Tapi berhubung pantai tetangganya, Trianggulasi
sedang tidak dibuka untuk umum alias sedang ada acara keagamaan. Jadilah pantai
ini menjadi obat penawar luka dihati. Sebenarnya
banyak jajaran pantai disepanjang Kawasan Taman Nasional Alas Purwo ini,
terutama untuk dapat menyaksikan matahari terbenam di sore hari. Eits ,
tentunya Sunglon tidak kalah menawan dalam adu keelokan matahari petang.
Desiran ombak ditemani kemilau semburan jingga |
II. Taman
Nasional Meru Betiri
Apa ? Taman
nasional lagi?
Ya iya donk, kan diawal sudah dikata “kalo
ini punya tempat lebih dari dua” Taman Nasional .
Trus,
bedanya Meru Betiri sama Alas Purwo?
Oh, jelas beda. Kalau di Alas Purwo banyak
pohon-pohon tingginya sedangkan kalau di Meru Betiri, juga ada sih, tapi
nuansanya beda bro.
Beda gemana?
Makanya jangan banyak tanya dulu. Ini nih
jagoan-jagoannya Meru Betiri
Jalan asri menjelang pintu masuk Taman Nasional Meru Betiri |
Green Bay –
Teluk Hijau
Ah, pemborosan kata tuh. Green Bay ya
pastinya Teluk Hijau lah.
Haa haa … Tenang-tenang. Disebagian traveler
ada yang suka menyebut tempat ini Telok Ijo tapi ada juga yang menyebutnya
dalam bahasa inggris tersebut. Ya mungkin, biar kece ajah di english-english
kan sikit hee hee.
Menuju Teluk Hijau, tarif masuk terlebih
dahulu diserahkan menjelang gerbang taman nasional seharga 7.500. Selanjutnya
trekking akan siap menanti setelah dari parkiran terakhir kendaraan.
Air laut yang identik berwarna hijau dengan
pasir putih yang mempesona, membuat objek yang satu ini selalu ramai didatangi
oleh para penikmat alam terutama dihari libur panjang atau
weekend. Mencapai lokasi inipun ada 2 cara; menggunakan perahu dari Pantai
Rajegwesi atau melalui jalur trekking turunan 45-60 menit dengan kemiringan ± 60˚
dan kecepatan yang sesuai dengan kondisi medan dan tenaga. Dua opsi ini
memiliki tantangan tersendiri.
Green Bay yang identik dengan hijau airnya |
Setelah
melewati tantangan track, pengunjung tidak langsung sampai di Teluk Hijau.
Tetapi terlebih dahulu akan melewatkan sebuah objek lagi yang bernama Pantai
Batu. Lokasi ini cukup unik dan sangat sesuai dengan namanya. Pantai yang
didominasi 100% bebatuan.
Teluk Hijau
tidak hanya menawarkan keindahan pantainya yang apik, tapi disisi kanan pantai
ini ada sebuah air terjun tawar setinggi 8 meter yang menjadi perpaduan lain
bagi para beach lovers.
Air terjun disisi kanan |
Gemana, kece badai kan ?
Jujur ya, Green Bay dan Plengkung inilah yang
awalnya membuat saya tertarik untuk menjejakkan kaki di negri festival ini.
Lanjut ke destinasi berikutnya?
Oke ….. Meluncur
Pantai Mustika
Hari kedua
eksplorasi tujuan target sunset sore ini adalah Pantai Pulau Merah. Tapi
sebelum beranjak senja ke lokasi tersebut, mampirlah saya terlebih dahulu ke Dusun Pancer Desa Sumberagung Kecamatan
Pesanggaran. Pantai ini cukup eksotis dan nyaman dikunjungi sore
hari. Liukan pohon kelapa, ombak kecil yang sesekali menyapu bibir pantai dan
ketenangan yang tak terhingga dapat memanjakan diri bermain air dengan riang di
pantai Mustika ini.
Pantai Pulau Merah
Nah, ini pulau pernah menjadi saksi sejarah penyelenggaraan lomba balap sepeda yang
diadakan oleh Pemkab Banyuwangi demi memperkenalkan wisata ini ke dunia
internasional melalui sebuah acara yang bertajuk “Banyuwangi Tour de Ijen” yang
diselenggarakan pada tahun 2012 lalu. Pantai yang mana terdapat sebuah bukit
bertanah merah diseberangnya dengan ketinggian 200m dapat dijangkau dengan
berjalan kaki ketika air laut sedang surut. Pun penamaan lokasi wisata yang
satu ini, berdasarkan icon yang ditawarkan di pantai ini. Tidak hanya itu, Pulo
Merah juga memiliki ombak yang cukup bagus dan dicari-cari oleh para peselancar
dengan ketinggian 3-5 meter. Dengan ombak menawan yang ditawarkan, Pulo Merah tidak
hanya menarik bagi para surver profesional, tetapi peselancar
amatirpun dapat mengasah kemampuan mereka di ombak sedang ini. Tak ayal, sore
ini saya dapat menyaksikan atraksi-atraksi kecil beberapa bocah yang sedang
bermain ombak dengan papan selancar mereka. Lagi-lagi melihat potensi ini,
pemerintah setempat tidak tinggal diam. Seolah melihat “gundukan” besar wisata
di depan mata untuk pulau ini, pada tahun 2013 kembali diadakan event bertajuk
internasional di Pantai Merah ini dengan peserta dari 15 negara yang bertema “Banyuwangi International Surf
Competition 2013”.
Bukit Pantai Pulau Merah |
Pegemana ? Belom puas toh?
Ini baru hari ke dua eksplorasi loh, tapi
surganya Banyuwangi sudah banyak mencuat membuat mata terkagum-kagum.
Berikutnya ………………… masih tentang sebuah taman
……………..