Dia
Desember 15, 2014
Hmmmmm……kuhirup udara pagi yang begitu
sejuk, merasuk ke paruku, kubiarkan sejenak sampai paruku dapat merasakan kesejukan
yang kurasakan, kutiupkan kembali. Serasa semua pikiranku jernih, semua tugas
sekolah yang semalam aku kerjakan seakan hanya mimpi buruk.
Tidur larut malam, sebenarnya bukan hal langka
lagi bagiku..Ya nonton sih biasanya. Tapi tidur jam 01.30 pagi,
hanya gara-gara sebuah tugas sekolah, itu serasa hal konyol bagiku.
” Hanya......
Serasa mudah semuanya bagiku.
Tapi kenapa......Apa ini.......
Kenapa air mataku menetes......Ada apa
denganku.....Bukankah sebentar ini, aku mulai merasakan kesejukan, ketenangan dan kedamaian....
Air mata apa ini??????
Oh..............Tidak................
Pekikku mulai meyengat hati, pekik yang kutahan.
Air mataku terus megalir, mengalir menuju sungai kesepian.....Aku
ingat.....Kenapa........
Kenapa........kenapa aku tidak bisa melupakannya.
Hari
ini .......
Tepat 3 tahun dia pergi meninggalkanku. Dia yang
selalu menemaniku saat suka dan duka. Dia yang selalu mengerti akan diriku. Dia
yang paling kusayangi..........
Yang paling kucintai.......
Dia yang terpaling,,,,,,,,
Tak
terasa dia telah pergi meninggalkanku selama 3 tahun.
Semuanya kembali teringat olehku......
Bayangnya mulai mengukir kenangan itu........
Senyumnya.........
Candanya..............
Semuanya...........
***
Pagi itu seperti biasanya dia selalu menungguku di depan rumah. Bebek bekerku sudah menunjukkan pukul 07.00
pagi, tandanya aku segera berangkat ke sekolah.
Kuteguk secangkir teh di atas meja makan
dan kusambar sepotong roti.
” Ma aku berangkat ya” ucapku pada mama yang
sedang masak di dapur.
” Kamu gak sarapan dulu?”
”Udah ma, SPT biasa”
”Da mama, Assalamu’aikum”
”Maaf ya lama nunggu” sapaku pada dia. Cowok yang
mengenakan switer blaster, dengan
bawahan celana jeans pensil.
Yach.......
Itulah dia, lelaki yang sudah menemaniku, yang
telah membuang jauh kesepianku setelah ayahku kembali kepada Yangkuasa.
Dialah...
Dialah pengeranku, penyelamatku, dan penyemangat
hidup bagiku. Sempat terpikir olehku, apalah jadi diriku nanti tanpa dirinya.
Setiap sujudku, kupanjatkan do’a kepada sang
Khaliq, do’a untuk bisa selalu bersamananya.
”Gak papa” jawabnya lesu.
Pagi ini
kurasa ada yang beda pada dirinya, tidak seperti biasanya. Pagi ini dia
tidak mengembangkan senyum cerahnya. Kubertanya dalam hati, ada apa dengan dirinya? Masalah apa yang telah menimpanya. Tanpa bertanya lagi
aku langsung menaiki skuter mungil
itu.
Dia diam........ada apa dengannya???
”Hei”
Kutepuk pundaknya, dia kaget.
”Haaaa”
Dia langsung menghidupkan mesin motornya.
Diperjalanan
dia hanya diam padaku, tanpa bicara sepatah kata apapun.
Aku tau,,
Dia pasti sedang ada masalah.
Ha...........pikiranku mulai tak karuan, aku mulai
merasakan hal yang sama dengan dirinya.
Dia pasti
memikirkan problem itu
Mengapa masalah itu timbul kembali ?
Mengapa?
Mengapa aku tak bisa bahagia.
Sudah hampir dua tahun kami pacaran, sudah cukup
penderitaan dan kesengsaraan yang kami rasakan dan lalui.
Restu..........
Hanya lima huruf itu yang kami harap dapat
terlontar dari mulut orang-orang terdekat. Tak lebih dan tak kurang.
Permata yang kami idam-idamkan. Do’a untuk
hubungan kami berdua. Keluarga kami tidak merestui.
Yach,
kakakku. Dia melarang hubunganku.
________
Dia bilang, ”Kamu tidak pantas untuknya”
”Mengapa”
” Dia hanya seorang pengangguran tukang ojek, anak orang miskin. Sedangkan
kamu, anak orang kaya, bertitel tinggi dan sebentar lagi calon mahasiswa
fakultas hukum”
Aku muak mendengar kata-kata itu. Apa bedanya
antara si kaya dan si miskin?
Toh dua-duanya sama-sama ciptaan Allah SWT.
Membanding-bandingkan derajat kehidupan. Kakakku
mungkin tidak sadar bahwa roda itu selalu berputar.
Kadang di atas dan kadang di bawah.
Dia hanya bisa mamaksakan kehendaknya padaku.
” Tamat sekolah nanti, kamu harus lanjut kuliah,
aku sudah mendaftarkan kamu pada universitas yang terbaik di kota ini, fakultas
hukum, itu impian keluarga kita untukmu
”
” Kak, terserah aku donk. Aku mau kuliah dimana,
yang akan menjalani kan aku, bukan kakak.”
” Heh, kamu itu gak tau mana yang terbaik untuk
dirimu. Cari pacar aja gak becus makanya aku akan terus atur kamu sampai kamu
bisa mengatur dirimu sendiri. ”
”Aku muak-muak!!!!!!!!”
Ibu yang selalu menasehatiku, ”Jangan bantah
kakakmu, dia satu-satunya pemimpin keluarga kita”
____________
” Kamu hari ini masuk jam 9 kan?”
Tanya Dia yang membuat aku terjaga dari lamunanku.
Ohhhhhhh aku terpana dalam ingatan pahitku.
”Ya ampun........., aku lupa. Sekarang hari rabu
ya?” tanyaku balik pada dirinya.
Dia tidak menjawab pertanyaanku. Pagi ini jam
pelajaranku kosong.
Ah, tapi tidak apa-apa, aku bisa jumpa lebih lama
dengan Dia pagi ini. Jadi entar nyampe sekolah gak klepek-klepek lagi
bikin tugas. Aman.
Dia
membelokkan motornya ke kiri. Aku tau kemana tujuannya. Kesekolahku lurus, tapi kalau belok kiri, ini menuju sebuah danau. Danau
yang menjadi kenangan dan saksi cinta kami berdua, tempat terindah yang tidak
bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Oh..........
Indahnya ciptaan Tuhan ,
Tuhan yang maha di atas segala-galanya.
Tak henti-hentinya aku bersyukur, jika aku berada
di danau ini.
” Aku gak tau La, harus gemana lagi. Mereka gak
pernah ngerti gemana perasaan aku. Mereka malu La dihina terus sama kakak kamu
dan aku juga kasihan pada Ibu, dia sangat sedih. ”
Ucapnya sambil mematikan mesin motor tepat di tepi
danau. Aku turun dan langsung duduk di bangku kayu itu. Bangku-bangku itu
tambah mempercantik indahnya danau dan dia duduk disampingku.
Aku diam sejenak.
” Aku juga Dit, semalam mamaku juga berkata
seperti itu, apalagi kakakku dia membentakku habis-habisan, dia memaksaku untuk
memutuskan hubungan kita ”
” Apa memang seharusnya begitu La? ”
Jawabnya datar.
” Oh..........”
Aku spontan terkekjut, rasa disambar petir siang
bolong. Kutatap wajahnya, matanya yang mengiba, aku tau dia sebenarnya tidak
ingin mengatakan kata-kata itu. Mungkin dia tidak tau lagi, apa yang harus dia
lakukan. Aku mencoba untuk bersabar dan
tenang.
” Kamu gak serius kan Dit? Aku tau dirimu Dit.
Kamu masih ingat kan, janji kita di tempat ini. Setia bersama suka dan duka,
berbagi untuk bersama...baik menjalani masalah apapun....kita akan selalu
bersama dan kita akan hadapi rintangan itu sampai maut memisahkan kita karena
kita...............”
” satu ”
Aku belum selesai mengucapkan janji itu, tapi dia
melanjutkannya.
” Kita satu, dua jiwa satu hati.........itulah
kita ” lanjutnya lagi.
Aku
tak tahan, air mataku menetes........aku masih tetap menatap wajahnya. Ya
Tuhan.........mengapa perasaan ini.......Aku semakin takut untuk kehilangan
dia.........Aku tak tahu Tuhan, apa jadinya aku kalau sampai
kehilangan Dia, aku tak tahu apa yang dapat aku perbuat kalau dia
tidak disampingku.....Aku benar-benar sayang padanya.
” Ya ampun Qeyla........Kamu kenapa
nangis sayang???
Oh,,,maafin aku cinta, aku khilaf, aku......aku.........aku
tidak tau lagi harus berbuat apa, jangan nangis lagi yah! Air matamu sungguh sayang,
maafin aku yah. ” dia melap air mata
dipipiku dengan tangan kanannya. Aku merasakan kelembutan dan kenyamanan.
Dia juga menangis....
Ternyata dia juga menangis. Aku masih terus diam,
berusaha untuk menghentikan air mata ini.
” Sekali lagi maafin aku ya Qey, aku janji aku akan berusaha untuk menghadapi semua rintangan ini, aku
akan terus memperjuangkan cinta kita,,aku janji. Tapi kamu juga harus janji
padaku, apapun yang terjadi, kamu gak akan patah semangat dan kamu gak akan
ngerusak masa depanmu apalagi ngecewain orang tua, promise me. ”
” aku janji,,,aku janji Dit ”
Hatiku
mulai lega, dia berucap seperti itu. Dia memegang kepalaku, mengusap rambutku,
dan menciumnya. Hati ku berkata ’Ya Tuhan, betapa kutakut kehilangannya.
***
”
Hei, Gemana tadi ujiannya Qey? Lancar ? ” tanya Rere menepuk pundakku. Aku belum selesai
membereskan bukuku, dia mengagetkanku dari belakang.
” Alhamdulillah lancar ” jawabku ceria dan penuh
semangat pada Rere
” Cie......Semangat amat jawabnya. Pasti
Radit.............”
” Ya getu dech ” sembari kupotong kata-kata Rere
dengan senyuman .
” Syukur dech kalo getu. Kalian baik-baik aja. Ke
kantin yuk, laper nih ! ” ajak Rere.
” Yok ”
Kami
berdua menuju kantin yang terletak di samping sekolah. Tapi belum sampai kantin
” Qeylaaaaa ..... Qeylaaaa.... ”
Aku dikagetkan oleh pekik suara Echa, Dia berlari
mengejarku, nafasnya terengah-engah menghentikan langkahku.
Tak kusangka, tak kuduga......
Echa membawa berita duka.
Dia membuatku kaku bagaikan patung....
Kedua kakiku seakan tak terasa menginjak
bumi.......
Gemetaran......
Tak percaya........
” Qey gw barusan dari Kantor dan gw dapat kabar
kalo.....kalo.............kalo................ ”
” Kalo apa Cha? ” Tanyaku heran pada Echa.
” Kalo......ka..........kalo dia ”
” Dia siapa Cha? Ngomong yang jelas donk ! ” Rere
ikut bertanya.
” Siapa!!!!!!! ” teriakku histeris pada Echa.
” Kalo....kalo....kalo cowok lo kecelakaan motor.
Dia ketabrak Truk dan.....dan.........dan langsung menninggal di tempat ”
” Gak.........Gak...........Gak mungkin Cha, gak
mungkin. Gak mungkin Radit kecelakaan. Tadi pagi kita masih ketemu.....Gak.......Gak
mungkin. Lo bo’ong kan Cha? Jawab Cha, lo bohong kan ? ”
aku berontak pada Echa. Kupegang kedua pundaknya, kuguncang-guncang tubuhnya
untuk membuktikan kalau apa yang dikatakannya hanya gurauan belaka.
” Jawab Cha, lo bohong kaaan??? ”
Tapi matanya berkata ya, matanya berkaca-kaca..
” Gw serius La, kejadiannya 15 menit yang lalu. Gw
tau dari Pak Refli.Beliau barusan dari TKP. Gw gak bohong La ”
Rere menenangkanku” Qey, sabar ya ”
” TIDAAAAK......................!!!!”
Diriku serasa mati
Membuatku serasa hampa.........
Tak kuasa aku berdiri............
Membuatku terkapar duduk di lantai............
Pekikku bagai membelah langit.........
” Tidak MungkiIIIIIIn........................... ”
Aku serasa mati, hampir tak sadarkan diri. Tapi
kucoba tuk bertahan, ku ambil ponsel disaku bajuku. Ku pencet no. ponselnya. Tapi tidak aktif, lalu ku hubungi mama.
Kalau memang benar kecelakaan itu. Aku berharap bukan Radit ku yang mengalami kecelakaan.
Tapi,,,tapi,,,,
Pupus sudah harapanku...
Pegangan hidupku telah pergi...
Bahagiaku telah hancur...
Semangatku telah layu...
Hatiku remuk sudah...
Cintaku telah pergi meninggalkanku untuk
selama-lamanya...
Dia telah pergi menghadap Yangkuasa...
Untuk selama-lamanya...
Inginku berontak kepada_Nya
” Tuhan, kenapa Kau tega
melakukan ini semua padaku ? ”
Tapi kusadar, percuma. Mungkin itulah yang terbaik
untukku.
Dia
orang yang sangat baik, maka cepat menghadap pada_Nya.
Aku
tidak ingin mengingkari janjiku padanya. Tanpa dirinya disisiku, aku akan terus
melanjutkan hidupku, aku akan terus semangat, meraih dan menggapai semua impian
dan cita-citaku. Aku tak kan putus asa. Aku tak kan mengecewakan dirinya. Aku
akan membahagiakan dirinya, walaupun dia jauh di sana.
Untuk diriku,
Orang Tuaku,
Dan untuk Dirinya,
Karena........
Cinta sejati tak harus memiliki.
***
” La........Sarapan Yuk ! ” suara Mama mengagetkanku.
” Ya Ma ” Ku lap air mataku, ku lihat jam bekerku ” Astagfirullah’alhazim,
sudah jam 06.00 ” Tak kubiarkan diriku
berlarut-larut mengingat kenangan tentang dirinya. Ku ambil handuk di atas
kursi. Aku harus segera mandi, kalau tidak aku bisa terlambat ke kampus.
Setelah
pulang kuliah nanti, aku akan ke makamnya, ku ingin mendo’akannya selalu.
Untuk Dia yang takkan pernah kulupa .
0 Comments