Baturaden (Baturraden) Simbol Wisata Andalan Purwokerto
September 21, 2014
Kisah perjalanan 'Long Trip Lebaran 2014' (24 Juli–5 Agustus
2014):
Jakarta-Purwokerto-Wonosobo-Dieng-Jogja-Probolinggo-Bromo-Rakum-Malang-Bandung-Jakarta
Pancuran Pitu bak lukisan yang memesona mata |
Story
sebelumnya disini
Ini adalah
hari kedua saya berada di Jawa Tengah (1 hari menjelang Lebaran Idul Fitri
1435H) , tepatnya di Tambak Sari – Purwokerto (PWT) . Kota yang merupakan Ibu
Kota dari Kabupaten Banyumas ini tidak hanya terkenal akan julukan kulinernya
yang khas seperti ; Mendhoan, Kripik Tempe, Gethuk Goreng, Empal Basah dan
banyak makanan khas lainnya. Tetapi PWT juga merupakan salah satu jajaran kota
pelajar di Jawa Tengah melihat dari cukup banyaknya jumlah institusi perguruan
tinggi di kota yang asri ini. Membuktikan dirinya dapat bersaing dan berkembang
seperti kota-kota lainnya di Indonesia, PWT pun semakin melejit dan mulai
memberikan kecupan keindahannya dengan icon wisata terkenal Baturraden.
Taman asri menyambut para pengunjung |
Baturraden
atau yang biasa familiar dengan lidah masyarakat Indonesia dengan sebutan
Baturaden (menghilangkan salah satu huruf “r” ditengah kata) adalah sebuah
lokasi objek wisata yang memiliki udara dan panorama sejuk di lereng selatan
Gunung Slamet atau di sebelah utara Kota Purwokerto. Memiliki jarak tempuh ± 15km
dari pusat kota dengan akses sekitar 20 menit perjalanan lancar membuat
Baturaden banyak dilirik oleh masyarakat lokal maupun wisatawan luar daerah . Saya
pun memulai perjalanan ke objek ini dari Klampok – Banjarnegara karena malam
sebelumnya saya diundang oleh salah seorang teman untuk menikmati udara malam di
kota kelahirannya.
On Sunday,
July 27th 2014, 10.00 am
Akhirnya kami
sampai ke lokasi wisata yang akrab dengan legenda rakyat tentang Raden
Kamandala atau Lutung Kasarung ini. Bagi
saya ini adalah kali pertama menginjakkan kaki di sini sedangkan bagi teman
saya ini adalah hitungan berkalinya dia sudah mendatangi Baturraden, baik itu
berwisata bersama keluarganya maupun mengantar teman-teman pejalan seperti saya
ini.
Untuk akses
ke objek ini selain menggunakan kendaraan pribadi (yang tentunya akan lebih
efektif dan efisien) bisa juga dicapai dengan menggunakan kendaraan umum
(angkutan kota) ke terminal lokawisata Baturraden. Dengan kondisi jalanan yang
menanjak (kemiringan antara 30 derajat) dibutuhkan konsentrasi dan
kehati-hatian tinggi bagi pengendara / pengemudi mobil/motor demi keselamatan
sepanjang perjalanan.
Tiga patung memberi senyum hormat sebelum gerbang masuk |
Baturraden tergolong
salah satu wisata yang tidak akan menguras kocek para pengunjungnya. Cukup
dengan membayar tiket masuk seharga 10.000 rupiah wisatawan sudah dapat menikmati
berbagai wahana / keindahan menarik yang disuguhkan oleh Baturraden. Sebelum
memasuki area utama para pengunjung akan disambut oleh “Petruk dan Bawor”
patung yang merupakan sebuah simbol dan icon di objek wisata ini. Memasuki area
pertama taman yang asri dan hijau juga menghiasi jalur pejalan kaki.
Beranjak
mengelilingi taman, juga terdapat di sebelah kiri sebuah air mancur tinggi yang
menjulang ke atas . Ditambah dengan jalur tangga yang apik, keindahan
tersendiri di pancarkan oleh air mancur buatan ini. Bagi penikmat kuliner, lidah
para pelancong pun dapat teruji di lokasi ini, menu sate kelinci / ayam
ditambah mendoan hanget + teh manis panas adalah menu pilihan mantap sembari menikmati udara
sejuk dengan angin sepoi-sepoi menerpa wajah.
Tiket terpisah untuk dapat menikmati air mancur buatan ini |
Setelah puas mengambil beberapa jepretan di
zona santai (kawasan yang sangat cocok untuk wisata keluarga) saya pun
melanjutkan ke objek berikutnya yang tentunya masih termasuk kawasan
Baturraden.
Yaitu menuju Pancuran 3 (tiga / telu) .
Di lokasi ini terdapat 3 pancuran air
belerang panas yang berwarna kuning kecoklatan. Konon katanya pancuran ini mempunyai
khasiat yang dahsyat yaitu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit jika
berendam / mandi atau hanya sekadar mencuci kaki di sini. Saya pun tidak
melewatkan kesempatan ini, setelah menyewa sebuah tempat duduk (kursi plastic
kecil) seharga 2.000 saya segera mencemplungkan kaki ke dalam kolam air
belerang panas ini. Simm --- salabinn --- semoga kaki ini selalu tetap kuat
untuk menjelajah indahnya Bumi Pertiwi Indonesia J
Perhatikan instruksi : Berendam max. 15 menit |
Disela
liburan sekolah, bocah ini menolong orang tuanya menyewakan kursi serta
menjajakan bubuk belerang asli kepada para pengunjung
|
“
masih mau lanjut? ” tantang teman saya .
Ternyata lanjut yang dia maksud adalah menuju
ke pancuran berikutnya dengan menempuh jalur trekking sejauh ± 2.5 km . Awalnya
saya sangsi untuk terus ke destinasi berikutnya atau segera kembali turun apalagi
melihat awan mendung mengudara tinggi di langit . Tapi teman saya meyakinkan
dengan mantap apalagi dia menjanjikan keindahan yang akan ditemui di Pancuran
Pitu jauh lebih luar biasa dari pancuran terdahulunya. Perjalanan kami
lanjutkan kembali, kali ini kami menambah anggota trekking 9 orang
setelah berhasil meracuni 1 anggota keluarga untuk join dan melanjutkan
perjalanan ke pancuran berikutnya .
Sepanjang perjalanan menuju Pancuran pitu jalur
trekking dapat berubah-rubah ; tanjakan, menyebrangi sungai, pohon-pohon yang
menjulang tinggi kiri-kanan serta suara burung-burung yang merdu menemani
setiap langkah kaki. Tampaknya dengan jarak tempuh yang cukup jauh, pilihan
trekking rombongan adalah solusi tepat. Selain dapat bercengkrama sepanjang
trekking, lelah pun tidak akan begitu
terasa.
Keragaman hayati dan vegetasi alam yang terjaga |
Pancuran Pitu ( dalam bahasa jawa berarti
tujuh (7) ) adalah lokasi sumber air panas ke 2 di kawasan Baturraden. Sumber
air panas belerang yang dengan indah mengalir secara alami melalui 7 pancuran.
Selain akses langsung dari pancuran sebelumnya dengan satu-satunya cara yaitu
trekking, Pancuran Pitu juga dapat ditempuh menggunakan kendaraan pribadi. Tapi
cara yang kedua ini saya sangat sarankan untuk pikir-pikir dua kali mengingat
medan yang cukup menantang dan kondisi jalanan yang belum terlalu faham agak
sangat fatal jika dipaksakan. Untuk memasuki kawasan Pincuran Pitu sama halnya
dengan Pincuran Tilu pengunjung dikenakan harga tiket masuk (HTM) seharga
10.000 rupiah.
Keindahan yang diperoleh di Pancuran Pitu
sangat setimpal dengan proses trekking yang dilalui. Perjalanan menjelajahi
hutan yang ditemani dengan keragaman hayati dan vegetasi alam yang terjaga,
terbayar dengan panorama pancuran yang mengalir mengeluarkan uap panas dan
bebatuan yang dilaluinya tampak berwarna merah kecoklatan.
Bak lukisan yang memesona mata.
Pancuran Pitu dengan uap air belerang yang panas |
Tidak hanya
pesona aliran uap panas Pancuran Pitu yang dapat dinikmati di lokasi ini, turun
ke lokasi bagian bawah di mana aliran pancuran ini mengalir ada suatu
pemandangan yang menakjubkan akan menyambut mata. Yaitu sebuah tebing berwarna
coklat muda yang cukup tinggi dialiri oleh air yang seolah beruap panas yang
menarik dan sangat indah sekali. Saya mencoba lebih dekat ke terpaan air
tersebut, tetapi alirannya tidak sepanas Pancuran Pitu dan Tilu. Jadi memiliki
nuansa tersendiri, berdiri tegak di bawah aliran air dengan background cantik
berwarna coklat muda mengalir indah di bawah goa-goa tebing.
Beranjak
kembali ke atas, pengunjung dapat mencoba trek lain dengan sebuah tangga
disebelah kiri dan tebing lumut berwarna hijau di sebelah kanan. Agak sedikit
berhati-hati karena kondisi jalanan selalu basah.
Lumut-lumut hijau yang mempercantik indahnya tebing |
Aliran air
dengan background cantik berwarna coklat muda kekuningan mengalir indah di
bawah goa-goa tebing
|
Dua Pancuran
di atas hanya sekilas keindahan yang apik di kawasan Baturraden. Jika mempunyai
waktu yang cukup longgar juga bisa merasakan dinginnya hawa malam di sini
dengan cara camping / berkemah di Bumi Perkemahan Baturraden. Atau bagi para
wisatawan yang merindukan nuansa dengan cara yang sedikit elegant, jangan
khawatir ... berbagai pilihan penginapan, hostel maupun hotel berbintang banyak
variasi yang ditawarkan sesuai dengan kesanggupan kantong.
Sebenarnya
masih banyak lagi spot-spot menarik dan menatang lainnya di kawasan Baturraden.
Curug, goa, alam bebas, desa wisata atau adventure forest dapat menjadi pilihan
berwisata lainnya. Tapi sayang, waktu saya kali ini sangat terbatas dan senja
segera menjelang . Semoga dilain waktu dapat kembali merasakan dan mengexplore
lebih lanjut pesona keindahan Baturraden .
Berlanjut disini
Berlanjut disini
Riuh air terjun dipadu dua warna yang menarik |
0 Comments